Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Posisi yen masih terpuruk karena tekanan dari buruknya sajian indikator ekonomi Jepang di awal perdagangan sedangkan antisipasi pidato Gubernur The Fed jadi kekuatan USD untuk unggul.
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/3) pukul 16.05 WIB pasangan USD/JPY melesat 0,24% ke level 113,27 dibanding hari sebelumnya.
Beban bagi pergerakan yen datang dari membengkaknya tingkat pengangguran Jepang Februari 2016 ke level 3,3% dari sebelumnya 3,2%. Lalu penjualan ritel Jepang Februari 2016 yang lebih rendah dari prediksi pasar 1,6% yakni hanya 0,5%.
Walaupun memang indikator pengeluaran rumah tangga Jepang Februari 2016 tumbuh ke level 1,2% dari Februari 2015 yang hanya minus 3,1%. “Sehingga nyaris tidak ada dukungan dari data ekonomi Jepang yang bisa mendongkrak posisi yen,” jelas Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menanggapi pergerakan USD/JPY.
Di sisi lain, saat ini korporasi nasional di Jepang juga sedang berburu USD karena memasuki akhir tahun fiskal perekonomian. “Sementara USD terangkat oleh antisipasi pasar akan pidato Janet Yellen, Gubernur The Fed Selasa (29/3) malam,” ujar Faisyal.
Dengan pernyataan positif para pejabat The Fed beberapa waktu terakhir, Yellen pun dipandang akan memberikan arah kebijakan moneter The Fed yang optimis dalam pidatonya nanti. Spekulasi ini cukup untuk menjadi penopang pergerakan the greenback.
Walau jika Yellen dipandang dovish pasangan USD/JPY punya peluang untuk koreksi. Mengingat penguatan yang terjadi selama ini dipandang sudah signifikan. Bisa saja pasar memanfaatkannya untuk koreksi penyesuaian level sementara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News