Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah dollar Amerika Serikat (AS) menguat, harga emas tenggelam ke level terendah dalam satu bulan. Kini investor mencermati sejumlah data ekonomi AS serta pidato pejabat The Fed guna mencari petunjuk kenaikan suku bunga.
Mengutip Bloomberg, Senin (28/3) pukul 17.20 WIB, harga emas pengiriman April 2016 di Commodity Exchange melemah 0,42% ke US$ 1.216,40 per ons troi dibandingkan sehari sebelumnya.
Sepekan terakhir, emas tergerus 2,23%. Dollar AS mencatat kenaikan terpanjang sejak Januari lalu, karena kebijakan ekonomi ketat di AS menguat.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi sentimen negatif bagi emas. "Jika suku bunga The Fed naik, emas kembali tertekan, tapi dalam rentang sempit," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2015 meningkat menjadi 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya serta proyeksi 1%. Hasil ini mendukung rencana The Fed mengerek suku bunga.
Pekan ini, investor akan mencermati berbagai data ekonomi AS dan pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen Selasa (29/3). Investor akan kembali mencari petunjuk melalui pidato tersebut.
Koreksi harga emas sejalan dengan outlook Goldman Sachs Group Inc. Goldman memberi target harga emas jangka pendek di US$ 1.100 per ons troi dalam laporan yang dirilis awal Maret lalu.
Kendati begitu, investor masih menambah kepemilikan emas. Berdasarkan data Bloomberg, aset emas exchange traded funds (ETF) akhir pekan lalu naik di hari ke-8, menjadi 1.770,5 metrik ton atau level tertinggi sejak Desember 2013.
Gejolak Brexit
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menambahkan, sebelumnya emas terdorong gejolak finansial di China dan Eropa.
Saat ini, gejolak ekonomi sudah mulai reda. Proyeksi Putu, harga emas akan terkoreksi mulai akhir kuartal pertama. Pergerakannya hampir sama dengan tahun 2014 dan 2015 silam, yakni menguat pada awal tahun dan tergerus menjelang kuartal kedua.
Namun potensi penguatan emas pertengahan tahun nanti masih ada. Didorong referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. "Kalau Inggris keluar dari Uni Eropa, emas menguat ,karena ada gejolak finansial," kata Putu.
Tetapi kenaikan harga tidak akan terlalu signifikan, mengingat The Fed juga berpeluang menaikkan suku bunga pada semester kedua. Emas bisa kembali melemah ke level US$ 1.280 per ons troi.
Secara teknikal Putu melihat harga emas di atas moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. MACD bergerak naik di area positif 6. Stochastic turun dari level 20, namun RSI mulai naik ke 27.
Selasa (29/3) Putu memprediksi, harga emas menguat terbatas di US$ 1.196-US$ 1.232 dan US$ 1.190-US$ 1.255 sepekan ke depan.
Prediksi Deddy, sepekan di US$ 1.191,90-US$ 1.231,80 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News