Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca penurunan suku bunga acuan The Fed, pasar obligasi Indonesia bakal lebih menarik bagi investor asing.
Kamis lalu (31/10), Federal Reserve atau The Fed memanhkas lagi suku bunga acuan bank Sentral. Kali ini, The Fed menggunting suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan menyebut, penurunan bunga The Fed akan membuat yield US Treasury turun. Ia menilai, ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi Indonesia.
"Ini membuka peluang juga bagi penurunan yield di pasar surat utang Indonesia. Dengan demikian, potensi kenaikan harga obligasi juga semakin terbuka. Hal ini tentunya akan semakin meningkatkan minat investor terhadap pasar surat utang Indonesia," kata Ariawan, Jumat (1/11).
Baca Juga: BI: Arus modal asing yang masuk RI Januari-Oktober 2019 mencapai Rp 217 triliun
Fikri C Permana, ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menambahkan, imbas penurunan suku bunga ini akan menarik terutama karena spread antara yield surat utang negara (SUN) dan US Treasury yang masih besar. Asal tahu saja, berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya spread yield SUN dengan yield US Treasury untuk tenor 10 tahun saat ini mencapai 519 basis poin.
Jika dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang saat ini sekitar 7% juga lebih tinggi. Ini menambah minat investor, khususnya investor asing asing mengingat yield obligasi dengan tenor sama di negara tetangga berada di kisaran 3%-4%.
Misal, yield obligasi 10 tahun Malaysia sebesar 3,5%. Sementara Thailand, Singapura dan Filipina masing-masing sebesar 1,6%, 1,8% dan 4,6%.
Baca Juga: Angka CDS turun, dana asing di pasar SBN masih deras
Meskipun prospek masih cerah, Fikri mengatakan, ada beberapa faktor yang juga menjadi katalis positif bagi pasar Obligasi Indonesia. Pertama, pertumbuhan ekonomi. Kedua, pengelolaan APBN yang sangat berhati-hati.
Ketiga, peringkat utang luar negeri Indonesia yang bagus, satu tingkat di atas investment grade. Keempat, tingkat inflasi dan daya beli masyarakat yang stabil. "Dan terakhir, relatif terhadap peers, kita jauh lebih baik," kata Fikri.
Hingga akhir tahun, Fikri memprediksikan yield SUN tenor 10 tahun akan bergerak antara level 6,8%-7,3% dengan kecenderungan ke bawah. Sementara Ariawan menebak yield obligasi 10 tahun di akhir tahun ini di level 6,85%.
Baca Juga: Obligasi Tenor Panjang Diserbu Asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News