Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan 15 Desember 2015 - 16 Desember 2015. Aksi ini menggerus harga logam industri semisal nikel dan tembaga.
Mengacu Bloomberg pada Kamis (17/12) pukul 13.09 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,4% ketimbang hari sebelumnya menjadi US$ 4.591,5 per metrik ton. Di saat yang sama, harga nikel koreksi 0,3% menjadi US$ 8.720 per metrik ton.
Pengamat Komoditas Ibrahim menjelaskan, aksi The Fed mengerek suku bunga acuannya memang menjadi katalis negatif bagi komoditas, semisal tembaga dan nikel. Sebab, permintaan metal industri tersebut merosot karena diperdagangkan dalam dollar AS yang kian mahal.
Lihat saja indeks dollar AS pada Kamis (17/12) pukul 18.34 WIB yang terangkat 1,1% ketimbang hari sebelumnya menjadi 98,85.
"Apalagi kelebihan stok tembaga dan nikel masih terjadi di negara importir akibat permintaan yang relatif rendah," jelas Ibrahim.
Perlambatan ekonomi memang sedang melanda China dan Eropa. Maklum, keduanya merupakan pengguna komoditas terbesar di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News