kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed Kerek Suku Bunga, Rupiah Menguat Tipis pada Kamis (16/6) Pagi


Kamis, 16 Juni 2022 / 09:16 WIB
The Fed Kerek Suku Bunga, Rupiah Menguat Tipis pada Kamis (16/6) Pagi
ILUSTRASI. Pergerakan Rupiah--Petugas merapikan mata uang rupiah di sebuah bank di Jakarta, Rabu (4/7). KONTAN/Cheppy A.Muclis/04/07/2018


Reporter: Nur Qolbi, Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat tipis pada awal perdagangan Kamis (16/6). Mengutip Bloomberg pada pukul 9.09 WIB, rupiah dibuka bergerak ke level Rp 14.739 per dolar AS.

Rupiah menguat 0,04% dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp 14.745 per dolar AS.

Meski menguat pada pagi ini, namun nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan. Salah satunya adalah efek dari kebijakan The Fed yang mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan, inflasi AS yang tetap tinggi dapat menjadi faktor pendorong bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Kekhawatiran Pasar akan Sikap The Fed Diperkirakan Bawa Rupiah Kembali Melemah

Dari domestik, pelaku pasar juga merespons data neraca perdagangan yang masih melanjutkan surplus sebesar US$ 2,9 miliar.

Reny memperkirakan, rentang pergerakan nilai rupiah berada di Rp 14.680-Rp 14.785 per dolar AS. 

Bernada serupa, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed telah mendorong penguatan dolar AS sepanjang bulan ini. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) masih tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%.

Akan tetapi, jika pelemahan kurs rupiah terus berlangsung, Sutopo melihat kemungkinan akan ada pratinjau situasi ekonomi terbaru dari BI pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung 22-23 Juni 2022 mendatang. 

"Prospek kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75% dimungkinkan untuk mengimbangi bank sentral lain dalam menahan gejolak inflasi domestik," ungkap Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×