kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

The Fed kerek suku bunga, harga SUN akan terangkat


Kamis, 17 Desember 2015 / 10:53 WIB
The Fed kerek suku bunga, harga SUN akan terangkat


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed menaikkan suku bunga acuannya diprediksi menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Kamis (17/12).

Pada Rabu (16/12), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,32% ketimbang hari sebelumnya menjadi 103,97.

Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menduga, harga SUN pada perdagangan hari ini berpeluang menggemuk setelah adanya kepastian dari The Fed untuk mengerek suku bunga acuan pada pertemuan 15 Desember 2015 - 16 Desember 2015.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed dari semula 0% - 0,25% menjadi 0,25% - 0,5% tersebut mengakhiri era suku bunga rendah yang dilaksanakan Negeri Paman Sam sejak krisis keuangan global tahun 2008.

Made berpendapat, keputusan yang sudah diantisipasi pelaku pasar tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed menilai perbaikan ekonomi AS cukup kuat sehingga menjadi saat yang tepat untuk mulai menormalisasi kebijakan moneter.

"Pada pertemuan tersebut Bank Sentral Amerika juga menyampaikan bahwa kebijakan moneter yang mereka lakukan masih akan akomodatif dengan kenaikan tingkat suku bunga yang bertahap berdasarkan atas kondisi ekonomi Amerika," paparnya.

Menurut Made, pelaku pasar juga akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diadakan pada hari ini. Pada pertemuan sebelumnya, BI menyampaikan bahwa kebijakan moneter yang akan mereka ambil bergantung pada keputusan The Fed.

Analis menerawang BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 7,50%. "Kami perkirakan volume perdagangan SUN di pasar sekunder akan relatif terbatas. Investor akan fokus pada pelaksanaan RDG BI," imbuhnya.

Secara teknikal, lanjut Made, harga SUN masih berada pada tren bearish (turun) meskipun ada indikator yang menunjukkan harga SUN sudah keluar dari area jenuh jual (oversold). Dalam jangka pendek, hal ini memberikan sinyal penurunan.

Namun, dalam jangka menengah, Made memprediksi adanya kepastian serta kejelasan dari The Fed yang menaikkan suku bunga akan berdampak positif bagi harga SUN.

"Terlebih menjelang berakhirnya tahun 2015, kami perkirakan pelaku pasar akan mencoba untuk memperbaiki kinerja portofolio mereka dengan menaikkan harga SUN hingga akhir tahun 2015. Hanya saja kenaikan harga yang terjadi akan dibatasi oleh arah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika," ungkapnya.

Oleh karena itu, Made menyarankan investor untuk mencermati arah pergerakan harga SUN dengan melaksanakan strategi trading jangka pendek di tengah fluktuasi harga SUN. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, Made menyarankan untuk membeli SUN tenor panjang secara bertahap yang menawarkan imbal hasil cukup tinggi, semisal FR0058, FR0068 dan FR0045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×