kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

The Fed Diprediksi akan Memangkas Suku Bunga, Tapi Dolar AS Masih Berpeluang Tertekan


Jumat, 08 Agustus 2025 / 04:50 WIB
The Fed Diprediksi akan Memangkas Suku Bunga, Tapi Dolar AS Masih Berpeluang Tertekan
ILUSTRASI. Otot dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih bisa melemah, meski Federal Reserve berpeluang menurunkan suku bunga.REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otot dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih bisa melemah, meski Federal Reserve atau The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, hal ini seiring dengan data-data ekonomi yang lemah, terutama tenaga kerja yang jauh lebih lemah dari perkiraan.

“Hampir bisa dipastikan, The Fed akan memangkas di pertemuan September,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).

Baca Juga: Permintaan Dolar AS Diproyeksikan Meningkat, Ekonom Beberkan Pemicunya

Lukman memperkirakan, ekspektasi pemangkasan total adalah sekitar 60 bps. Ia juga memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya hingga akhir tahun.

Lebih lanjut, Lukman menyorot undang-undang kripto atau Genius Act yang mengatur transaksi stablecoin. Meski ia mencermati tak ada dampak langsung dari undang-undang ini terhadap dolar AS, terdapat potensi regulasi tersebut mengerek dolar AS.

“Terutama, apabila di masa depan adopsinya pada transaksi global meningkat,” kata dia.

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 16.287 Per Dolar AS pada Kamis (7/8), Ini Sentimen Pendorongnya

Ke depan, Lukman mencermati sentimen utama terhadap dolar AS masih dipengaruhi oleh perkembangan tarif. Menurut dia, AS terus mengeluarkan tarif-tarif baru yang dapat mengancam perekonomian AS dan dunia. “Seperti yang baru-baru ini, tarif semikonduktor dan chip,” imbuhnya.

Tak hanya itu, kini eskalasi tarif dengan India seputar pembelian minyak Rusia juga menjadi sentimen penting terhadap dolar AS.

Dus, hingga akhir tahun ini, Lukman menaksir indeks dolar AS masih bisa kembali turun ke level 94 - 96.

Selanjutnya: Lapak Bisnis Asuransi Bakal Dibatasi Berdasarkan Modal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×