kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed bakal lakukan tapering off, simak prediksi pergerakan IHSG ke depannya


Minggu, 07 November 2021 / 21:24 WIB
The Fed bakal lakukan tapering off, simak prediksi pergerakan IHSG ke depannya
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan patung banteng dengan latar belakang layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/9/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat The Fed akan mengurangi pembelian obligasi atau tapering off mulai akhir November 2021. Dalam pengumuman yang berlangsung Kamis (4/11) dini hari, Kepala The Fed Jerome Powell menyampaikan, pembelian obligasi akan dipangkas sebesar US$ 15 miliar per bulan dari nilai pembelian saat ini yang mencapai US$ 120 miliar per bulan.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/11) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 sebesar 3,51% year on year (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 yang mencapai 7,07% yoy. Meski demikian, posisi ini membaik bila dibandingkan dengan laju ekonomi Indonesia kuartal III-2020 yang minus 3,49%.

Sejalan dengan pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak menunjukkan gerak yang terlalu signifikan. Pada Kamis (4/11), IHSG tercatat naik 0,52% ke 6.586,44 lalu terkoreksi tipis 0,07% ke 6.581,78 pada perdagangan Jumat (5/11).

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki pun menilai, dua pengumuman tersebut tidak terlalu memengaruhi pergerakan IHSG ke depannya. Pasalnya, dua sentimen tersebut telah diantisipasi pelaku pasat sehingga sudah price in ke IHSG saat ini.

Baca Juga: IHSG diproyeksi melanjutkan koreksi pada Senin (8/11)

Sebaliknya, Yaki berpendapat, dua pengumuman ini justru memberikan efek yang positif karena membuat arah pasar menjadi lebih jelas. Hingga akhir tahun 2021, Yaki memprediksi, IHSG dapat kembali naik ke kisaran level 6.700-6.850, dari posisi per Jumat (5/11) yang berada di 6.581,78.

"Sentimennya masih terkait pemulihan ekonomi, pemulihan daya beli masyarakat, dan kenaikan harga komoditas," kata Yaki saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/11).

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana bahkan melihat, pergerakan IHSG saat ini sedang berada pada fase uptrend jangka pendek hingga menengahnya. Dengan catatan, IHSG tidak terkoreksi ke bawah level support 6.480.

Jika IHSG turun dan menembus level support tersebut, maka IHSG masih rawan terkoreksi terlebih dahulu ke 6.450-6.400. "Akan tetapi, apabila IHSG masih mampu bertahan di atas support itu, maka kami perkirakan di akhir tahun berpeluang menguji kembali 6.687-6.800," tutur Herditya.

Baca Juga: Masih dibayangi rilis data GDP, IHSG Senin (8/11) diproyeksikan bergerak sideways

Kemudian, untuk tahun 2022, Herditya memperkirakan, IHSG berpeluang ke arah yang lebih tinggi dibanding akhir tahun 2021. Yaki pun memprediksi, IHSG pada tahun depan masih berpotensi naik meski tidak terlalu bullish, yakni ke kisaran 6.900-7.000

"IHSG cenderung masih akan bullish. Hal ini didorong oleh potensi berlanjutnya pemulihan ekonomi yang membuat penanaman modal asing berpotensi meningkat tahun depan," ucap Yaki.

Sejalan dengan itu, Yaki menyarankan investor untuk merotasi portofolionya ke saham-saham yang berhubungan dengan teknologi, perbankan, manufaktur, dan barang konsumsi. Sektor-sektor ini berpotensi tumbuh kembali seiring dengan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Sementara itu, untuk yang ingin trading hingga awal tahun 2022, Yaki menyarankan untuk mencermati potensi buy on weakness pada saham-saham big caps, khususnya perbankan besar serta saham BUMN bidang infrastruktur dan konstruksi. Menurut Yaki, saham-saham ini masih memiliki potensi upside sekitar 5%-10%.

Di sisi lain, Herditya menyarankan pelaku pasar yang ingin merotasi sahamnya untuk mencermati saham sektor transportasi, consumer cyclical, dan properti. Saham-saham ini masih relatif menarik secara teknikal (berada di fase uptrend) sehingga dapat diakumulasi.

Selanjutnya: Terseret pergerakan IHSG, kapitalisasi pasar di bursa melorot 0,12% dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×