kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.279   -184,00   -1,14%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Tertekan penguatan dolar AS, begini prediksi EUR/USD


Minggu, 19 Januari 2020 / 16:39 WIB
Tertekan penguatan dolar AS, begini prediksi EUR/USD
ILUSTRASI. Dollar banknotes are seen under Euro saving money box in this picture illustration taken February 16, 2017.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Belum ada kepastian dari kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB), pasangan kurs EUR/USD diperkirakan bakal melanjutkan pelemahan di perdagangan awal pekan, Senin (20/1) nanti.

Apalagi data perumahaan Amerika Serikat (AS) terbaru sukses membuat dolar AS perkasa di akhir pekan lalu.

Bloomberg mencatat pergerakan pasangan EUR/USD pada perdagangan akhir pekan (17/1) melemah sebanyak 0,40% ke level 1.1092.

Baca Juga: Pecundangi Ringgit Malaysia, Rupiah Paling Perkasa di Asia

Analis PT Bestprofit Futures Agus Prasetyo mengatakan, lesunya pergerakan EUR/USD karena terbebani oleh ketidakpastian arah kebijakan ECB, diikuti sentimen bearish yang berlanjut menjelang pertemuan ECB Kamis (23/01).

Ditambah lagi kurs dollar AS cenderung menguat ditopang rilis data perumahan yang bullish.

Rilis tersebut sekaligus mengimbangi data tenaga kerja yang lebih lemah dan meningkatkan harapan bahwa ekonomi AS akan terus berkembang. Alhasil kurs greenback terdorong menguat dan membatasi ruang pelemahan lebih lanjut.

Departemen Perdagangan AS melaporkan data perumahan Negeri Paman Sam tersebut naik 16,9% secara tahunan, disesuaikan secara musiman 1,61 juta unit pada Desember 2019.

Capaian tersebut jauh di atas perkiraan ekonom yang hanya 1,38 juta. Bahkan, kenaikan data properti AS sekaligus jadi yang terbesar dalam 13 tahun, dan dampaknya sukses menguatkan indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama atau naik 0,33% menjadi 97,64.

Baca Juga: Investasi valas jadi primadona, rupiah bisa makin perkasa

Di sisi lain, meskipun rilis data inflasi Zona Euro tumbuh sesuai ekspektasi namun belum cukup kuat untuk menopang penguatan EUR. Apalagi, kurs Benua Biru tersebut terikat kuat dengan sentimen bearish menyangkut arah kebijakan ECB serta menjelang pertemuan ECB pekan ini.

Ditambah lagi, Eurostat melaporkan inflasi konsumen inti tumbuh stabil 1,3% (YoY) pada Desember 2019. Data tersebut selaras dengan estimasi awal dan pencapaian pada periode sebelumnya. Pertumbuhan inflasi bulanan pun cukup memuaskan.

Sayangnya, data inflasi justru dirilis sehari setelah munculnya notulen rapat kebijakan ECB yang merefleksikan sinyal mixed. Alhasil, data inflasi justru menjadi nada negatif bagi pergerakan EUR dan melanjutkan pelemahan.

"Sampai saat ini para pelaku pasar masih menilai bahwa ECB akan cenderung mempertahankan kebijakan yang sudah ada, dibanding mempertimbangkan tingkat suku bunga atau Quanttitative Easing (QE)," ungkap Agus kepada Kontan, Sabtu (18/1).

Baca Juga: Emiten gencar menerbitkan obligasi global

Pada saat yang sama, kekhawatiran pasar muncul akan laju inflasi yang stagnan dan menunjukkan Benua Biru kesulitan untuk menyentuh target inflasi 2%.

Ditambah lagi, rumor bahwa Gubernur ECB yang baru yakni Christine Lagarde melarang para pejabat bank sentral untuk berkomentar tentang kebijakan moneter secara publik sebelum rapat kebijakan digelar Kamis (23/01).

Kondisi tersebut justru akan membuat pelaku pasar menambah sentimen bearish terhadap EUR. Selanjutnya, para pelaku pasar juga fokus pada Indeks Harga Produsen Jerman (PPI) untuk Desember yang menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan.

"Untuk itu, data PPI diharapkan akan memberikan dorongan untuk EUR menguat dan membatasi penurunan lebih lanjut diperdagangan selanjutnya," ujarnya.

Baca Juga: Global bond perdana milik pemerintah tahun ini dirilis dalam dolar AS dan euro

Secara teknikal, Agus mengungkapkan pasangan EUR/USD saat ini tengah konsolidasi dengan kecenderungan bearish. Ini tampak dari indikator Moving Average Exponential (EMA) yang melebar dengan arah harga turun.

Selanjutnya, Vortex Indikator (VI) memberikan sinyal Red over blue dengan arah kurs turun. Sedangkan pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di figur -5 dengan arah kurs berpotensi sideways.

Dengan begitu, Agus menjelaskan pasangan EUR/USD terlihat masih konsolidasi dengan potensi melanjutkan penurunan (bearish) harian. Adapun rekomendasi trading untuk EUR/USD di Senin (20/1) adalah Sell, dengan level support 1,1069;  1,1048; dan 1,0990, sedangkan untuk level resistance di level 1,1127; 1,1164; dan 1,1222.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×