kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi valas jadi primadona, rupiah bisa makin perkasa


Jumat, 17 Januari 2020 / 19:04 WIB
Investasi valas jadi primadona, rupiah bisa makin perkasa
ILUSTRASI. Petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Investasi valuta asing (valas) bakal tetap menjadi primadona ke depan.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jadi salah satu kurs yang berkinerja positif di kawasan Asia, rupiah masih dilirik investor awal tahun ini. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Jumat (17/1) rupiah ditutup sedikit koreksi yakni 0,02% di level Rp 13.645 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah saat ini sebagian besar didukung oleh sentimen domestik. Antara lain hasil laporan neraca perdagangan Indonesia yang positif dan kehadiran BI di pasar untuk intervensi.

"Untuk sementara, rupiah memang yang terbaik di Asia untuk penguatan valas terhadap dolar AS," ungkap Sutopo kepada Kontan, Jumat (17/1).

Menurutnya, investasi valuta asing (valas) bakal tetap menjadi primadona ke depan. Ini karena, tingkat likuiditas di investasi pasar uang yang cukup tinggi.

Baca Juga: Rupiah diramal flat setelah menguat sepekan ini

Bahkan, Sutopo menekankan bahwa nilai tukar rupiah termasuk mata uang yang memiliki tingkat likuiditas yang baik selama dua tahun berjalan. Selain itu, rupiah juga dinilai memiliki performa yang stabil dibandingkan mata uang Asia lainnya.

"Jika dilihat range harga USD/IDR tidak berpaut jauh, atau mengalami turbulensi harga yang melebar, jadi baik buat investasi jangka pendek," ungkapnya.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan AUD/IDR kondisi nilai tukar sangat dipengaruhi fundamental China. Ini karena, aussie sebagai mata uang proxy sangat bergantung pada kestabilan ekonomi, khususnya terkait aktivitas ekspor ke China.

Baca Juga: Perekonomian global membaik, aset berisiko makin menarik

Sedangkan untuk mata uang yen Jepang (JPY) dan dolar Singapura (SGD) masih relatif stabil. Untuk itu, Sutopo meyakini level penguatan ke Rp 13.500 per dolar AS masih sangat memungkinkan disentuh dan dijadikan level psikologis baru.

Apalagi, secara teknikal pergerakan USD/IDR sudah memasuki fase oversold. Meskipun penguatan USD/IDR sudah mulai terbatas, investor masih direkomendasikan untuk beli dan jual saat harga menyentuh level Rp 13.900 per dolar AS atau Rp 14.000 per dolar AS. Sutopo juga merekomendasikan beli fisik valas dengan prediksi 2020 rupiah bakal bergerak di kisaran Rp 13.500 per dolar AS hingga Rp 14.500 per dolar AS.

Baca Juga: MAMI prediksi pasar keuangan Indonesia atraktif di 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×