Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga emas mulai tertahan. Namun, ketidakpastian yang tinggi tetap mendukung prospek harga emas ke depan.
Berdasarkan Trading Economics, harga emas emas spot terkoreksi 0,69% dalam 24 jam terakhir ke US$ 3.295 per ons troi pada Jumat (30/5) pukul 18.11 WIB. Penurunan itu mengakumulasi pelemahan 1,89% dalam sepekan terakhir.
Emas Antam juga mengalami koreksi harga dalam sepekan terakhir sebesar 0,53% menjadi Rp 1.900.000 per gram. Pekan lalu, harga emas Antam di Rp 1.910.000 per gram.
Analis Finex Solusi Future Brahmantya Himawan menuturkan saat ini harga emas sedang mengalami masa koreksi dan konsolidasi. Sebab, ketidakpastian ekstrem yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir mulai berkurang.
Hanya saja, dengan ketidakpastian yang tetap ada mendukung permintaan untuk aset safe haven. Terlebih, kekhawatiran yang bertambah tentang kondisi keuangan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun, Investor Hati-Hati Jelang Rilis Data Inflasi AS
Brahmantya menuturkan, dolar AS berkinerja buruk setelah Moody's menurunkan peringkat kredit AS, yang menunjukkan bahwa investor menjadi lebih hati-hati dalam memegang utang AS. "Ini menjadi hal yang positif untuk pendorong kenaikan harga Emas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (30/5).
Apalagi, jika situasinya tidak membaik dan Trump tetap melanjutkan strategi tarif. Selain itu, ada kemungkinan peningkatan suku bunga oleh the Fed pada pertemuan di bulan Juli.
Dus, harga emas spot diperkirakan akan ke kisaran US$ 3.500 per ons troi dan emas Antam ke Rp 2.000.000 per gram.
Selain emas, Brahmantya menilai investor juga bisa melirik perak sebagai safe haven lainnya. Ia melihat permintaan industri untuk perak mencapai angka tertinggi pada tahun 2024, membawa pasar perak ke defisit struktural yang keempat berturut-turut.
Permintaan dari industri diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2025 dan beberapa tahun ke depan, terutama dari industri mobil listrik dan panel surya. Asal tahu, perak merupakan konduktor listrik terbaik di dunia sehingga perannya akan sangat penting.
"Ketika kondisi industri lebih stabil, perak akan kembali bersinar," imbuh Brahmantya.
Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi, Jadi Momentum Masuk?
Selanjutnya: Siloam Jadi Sorotan Delegasi Swedia, Siap Perkuat Layanan Kesehatan Berkelanjutan
Menarik Dibaca: 6 Model Desain Minimalis Modern yang Bikin Rumah Terlihat Lebih Hidup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News