Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi turut menyerang emiten yang bergerak di segmen tekstil. Termasuk PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) yang menonaktifkan sementara operasional produksi.
Penonaktifan operasional produksi ini tidak terlepas dari kinerja KPAS yang telah turun dari tahun 2020 dan memasuki tahun 2021. Penurun berlanjut dari kuartal pertama dan berlanjut ke kuartal kedua 2021. Penurunan kinerja juga belanjut memasuki kuartal ketiga, yaitu pada bulan Juli 2021 dan Agustus 2021 ini.
Sekretaris Perusahaan KPAS Johan Kurniawan mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis dengan membatasi kerja dalam divisi produksi di dua bulan terakhir di lokasi kerja pabrik dan divisi marketing. KPAS juga membatasi operasionalnya sampai dengan skala terbatas. Hal ini mengakibatkan penurunan output perusahaan secara signifikan.
Baca Juga: Kelangsungan usaha terganggu, BEI suspensi sementara saham Cottonindo Ariesta (KPAS)
Johan melanjutkan, pada Juli-Agustus 2021, hanya bagian keuangan dan sebagian operasional perusahaan yang beroperasi. Sedangkan bagian pabrik sudah dinonaktifkan. Pimpinan perusahaan telah dan terus mengupayakan mendapatkan tambahan dana segar untuk mengembalikan operasional pabrik secara bertahap dan mengambil langkah langkah strategis untuk menjaga going concern perusahaan.
“Pimpinan perusahaan yang juga sebagai founders perusahaan sedang berupaya menggandeng pihak strategis dalam rangka mendatangkan dana untuk kepentingan operasional perusahaan,” tulis Johan dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/8).
Konsekuensi dari langkah yang diambil dengan melakukan penghentian sementara produksi/operasional pabrik berdampak kepada sejumlah lini bisnis KPAS. Pertama, dampak keuangan berupa ketersendatan pembayaran kewajiban kepada pihak eksternal dan internal, sehingga ketidakmampuan KPAS memenuhi kewajibannya dalam waktu dekat.
Baca Juga: Ada pandemi, Cottonindo Ariesta (KPAS) prediksi penjualan tahun ini turun 25%
Kedua, dampak bisnis dan going concern. Akibat nihilnya output produksi atau output sementara waktu ini atau dengan jumlah output produksi yang sangat terbatas (tidak signifikan) mengakibatkan KPAS tidak dapat memenuhi pesanan dari para kliennya. Hal ini pada akhirnya akan bermuara kepada ketidakadaan pembayaran tagihan untuk perusahaan.
“Ini akan akan berdampak kepada kelumpuhan perusahaan dan tidak dapat menjaga going concern perusahaan ke depannya,” sambung Johan.
KPAS mengusahakan masuknya dana segar ke dalam perusahaan, mulai dari penjualan aset milik perusahaan (yang tidak diagunkan), hingga menggandeng mitra strategis untuk memasukkan dana dalam waktu pendek untuk mengatasi persoalan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Kencangkan ikat pinggang, Cottonindo Ariesta (KPAS) revisi capex tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News