kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terkoreksi 7,03% di bulan September, begini prospek IHSG pada Oktober 2020


Minggu, 04 Oktober 2020 / 17:01 WIB
Terkoreksi 7,03% di bulan September, begini prospek IHSG pada Oktober 2020
ILUSTRASI. Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat (2/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,87% ke level 4.926,734. Ini artinya, sejak awal tahun indeks telah terkoreksi hingga 21,79%.

Alhasil, performa IHSG menjadi yang terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah The Philippine Stock Exchange (PSEi Index) Filipina (-23,23%) dan The Strait Times (STI) Indeks Singapura (22,68%).

Bulan lalu pun, indeks berkinerja kurang memuaskan. Dalam jangka waktu sebulan (31 Agustus - 30 September 2020), IHSG terkoreksi hingga 7,03%.

Lantas, bagaimana pergerakan IHSG di bulan ini?

Baca Juga: IHSG diprediksi lanjutkan pelemahan, simak rekomendasi saham TOWR, KLBF dan BBRI

Bernadus Wijaya, Direktur Equity dan Business Development Sucor Sekuritas memperkirakan, pergerakan IHSG di dua pekan pertama bulan Oktober  ini akan bergerak sideways cenderung bearish dengan volatilitas tinggi.

Bernadus memperkirakan, rentang pergerakan IHSG akan berada di kisaran 4.750 – 4.994. Akan tetapi, jika  IHSG berhasil menembus 4.750, maka indeks bisa menuju titik 4.490 secara teknikal.

Hal ini dikarenakan para investor masih menunggu kepastian mengenai beberapa  peristiwa yang dinilai berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia, salah satunya seperti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)  jilid  kedua yang direncanakan berakhir pada 11 Oktober 2020.

Pasar masih bersikap wait and see, apakah PSBB kedua ini akan diperpanjang atau tidak, yang tentunya bergantung dari pertumbuhan kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Bernadus mengatakan, investor juga masih menunggu pengesahan rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja Omnibus Law.

Baca Juga: Efek Donald Trump positif corona, IHSG diprediksi melemah pada Senin (5/10)

Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu data ekonomi selanjutnya.

Setelah rilis data deflasi 0,05% pada September 2020, serta purchasing managers’ index (PMI) manufaktur  yang terkontraksi ke angka 47,2, investor masih menunggu data-data perekonomian lainnya seperti penjualan ritel (retail sales), cadangan devisa, neraca perdagangan (trade balance), hingga keputusan mengenai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)  jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat.

Terkait data gross domestic product (GDP) kuartal ketiga, meskipun Menteri Keuangan  (Menkeu) sudah memastikan perekonomian nasional masuk ke jurang resesi, pasar masih menunggu sedalam apa penurunan GDP ini bisa terjadi.

Apakah kontraksi yang terjadi akan sesuai dengan pernyataan Menkeu  yang memproyeksi GDP akan terkontraksi di kisaran -1% sampai – 2,9%.

Namun jika setelah rilis data ekonomi dan juga jika ditunjang oleh kebijakan pemerintah untuk merelaksasi PSBB, ditambah kepastian mengenai pengesahan omnibus law, Bernadus memproyeksi pekan ketiga bulan Oktober 2020 dapat menjadi momentum yang bagus bagi pasar modal Indonesia.

Sebab, ia memperkirakan skenario terburuk (worst scenario) secara makroekonomi yang berdampak pada kinerja perusahaan, yakni pada kuartal kedua dan ketiga 2020, sudah terlewati. 

Baca Juga: Masuk kuartal IV-2020, bagaimana sebaiknya mengatur portofolio investasi?

Sehingga di pekan ketiga Oktober hingga akhir bulan ini, IHSG memiliki kecederungan untuk menguat. “Dan jika menembus MA100 di level 4.994, bisa melaju hingga resisten selanjutnya di 5.140 dan mengikuti tren histori IHSG yang cenderung naik di Oktober,” ujar Bernadus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/10).

Pada pekan pertama Oktober 2020 ini, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga memperkirakan IHSG akan cenderung sideways di range yang cukup lebar, support di level 4.881-4,754 dan resistance di level 4.991-5.075.

Dari global, berita Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara AS yang terinfeksi Covid-19 menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar.

Hans menilai, situasi politik negeri Paman Sam  bisa saja berubah bila kesehatan Trump memburuk.

“Trump terkena virus Covid- 19 berpeluang menurunkan popularitasnya karena dianggap terlalu lemah dalam mengatasi pandemi. Hal ini diyakini berpeluang mempengaruhi peluang Trump terpilih kembali di pemilu awal November,” terang Hans, Minggu (4/10).

Trump diprediksi akan mengambil lebih banyak langkah keras terhadap China untuk menaikkan popularitas dan mempertahankan dukungan dari pemilih pasca dirinya positif Covid-19.

Baca Juga: IHSG minggu depan diramal masih dipengaruhi sentimen yang sama dengan pekan lalu

Hal ini meningkatkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan. Pelaku pasar, yang tidak suka dengan ketidakpastian, akan hijrah ke aset safe haven seperti emas, dolar, dan Yen.

Sementara dari dalam negeri, deflasi yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut (Juli-September) mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi.

Selanjutnya: IHSG minggu depan diramal masih dipengaruhi sentimen yang sama dengan pekan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×