kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terdepak dari LQ45, bukan berarti fundamental buruk


Kamis, 25 Januari 2018 / 22:04 WIB
Terdepak dari LQ45, bukan berarti fundamental buruk
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar perhitungan indeks LQ45 periode Februari-Juli 2018. Empat saham baru masuk menggantikan empat saham lama. Mereka yang tergeser dari indeks LQ 45 adaah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia TBk (LSIP), PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Kepala Riset Koneksi Kaptital Sekurtias Alfred Nainggolan menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan likuiditas empat saham ini terkalahkan. Selain karena prospek bisnis, kondisi fundamental, juga ada pengaruh kondisi terkini dari masing-masing sektor saham.

Saham yang keluar dari daftar indeks LQ45 berada di sektor perkebunan dan properti. Menurut Alfred, meski saham ini terdepak dari daftar saham likuiditas tinggi, tak serta merta kinerja perusahaan buruk. “Kondisi saat ini juga mempengaruhi. Faktor harga CPO yang tidak sefluktuatif harga batubara dan minyak, membuat minat pasar tidak terlalu besar di saham CPO,” tutur Alfred, Kamis (25/1).

Analis Semesta Indovest Sekurita, Aditya Perdana Putra menilai, ada pengaruh outlook sektoral perusahaan. Di sektor CPO, Aditya belum melihat adanya geliat. Fundamental saham berbasis CPO cenderung tertekan. Sementara, untuk saham properti, investor masih wait and see.

“Mereka tergeser oleh beberapa sektor yang bullish dan menguntungkan baik untuk trading maupun investasi,” ujar Aditya.

Faktor identik lain juga dapat terjadi. Alfred menyebut aksi rights issue yang dilakukan oleh PPRO sebagai contoh. "Saya melihat tren PPRO itu melambat dari sisi likuiditas pasca right issue. Ternyata right issue tidak terlalu memuaskan. Dan lagi dari valuasi, PPRO relatif cukup mahal. Apalagi pertumbuhan yang mereka berikan tidak terlalu tinggi," paparnya.

Sebagai informasi, empat saham baru di indeks LQ45 adalah PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Chandra Asri Petrochemical TBk (TPIA), PT Trada Alam Minera TBk (TRAM), dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×