kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terbitkan obligasi rupiah, Barito Pacific (BRPT) ingin rebalancing profil utang


Senin, 25 November 2019 / 20:08 WIB
Terbitkan obligasi rupiah, Barito Pacific (BRPT) ingin rebalancing profil utang
Dirut PT Barito Pacific Tbk, Agus Salim Pangestu (kedua kanan), Wakil Direktur Utama Rudy Suparman (kedua kiri), Direktur Andry Setiawan (kiri) dan Direktur Independen David Kosasih di Jakarta, Senin (25/11/2019).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk pertama kalinya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan menerbitkan obligasi dengan denominasi rupiah. Obligasi ini akan diterbitkan melalui mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) senilai Rp 1,5 triliun. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini akan menerbitkan obligasi tahap I senilai Rp 750 miliar.

Obligasi akan ditawarkan dalam 2 seri, yakni seri A dengan tenor tiga (3) tahun dengan indikasi kupon 9.00% - 9.75% per tahun. Sementara obligasi seri B berjangka waktu lima (5) tahun dengan tingkat bunga 9.25% - 10.00% yang dibayarkan setiap triwulan.

Baca Juga: Refinancing Utang, BRPT Merilis Obligasi Senilai Rp 750 Miliar

Adapun obligasi yang ditawarkan oleh BRPT T telah memperoleh peringkat idA oleh Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk Agus Salim Pangestu mengatakan, penerbitan obligasi dalam denominasi mata uang Rupiah merupakan bentuk usaha Perseroan dalam me-rebalancing profil utang.

“Ibaratnya kami bisnis di Indonesia tetapi mayoritas utang dalam dollar AS. Kami lihat partner-partner kami seperti Siam Cement mungkin hampir mayoritas funding mereka berasal dari mata uang dalam negeri,” ujar Agus usai Investor Gathering di Jakarta, Senin (25/11).

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) menerbitkan obligasi Rp 750 miliar, ini rekomendasi sahamnya

Agus bilang, hanya sebanyak 7% dari total utang Grup Barito yang menggunakan mata uang Rupiah. Sementara sisanya dalam bentuk dollar AS. Di sisi lain, utang BRPT semuanya dalam dalam denominasi dollar AS.

Selain itu, penerbitan obligasi dalam denominasi Rupiah juga dapat mengurangi risiko nilai tukar mata uang (currency risk).

Agus menekankan kondisi leverage perseroannya masih dalam batas aman. Hal ini ditunjukkan dengan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) yang masih dalam rasio 1:1.

Baca Juga: Bayar utang, Barito Pacific (BRPT) akan menerbitkan obligasi Rp 750 miliar

Agus juga menegaskan, tidak ada utang yang jatuh tempo tahun ini. Adapun utang yang jatuh tempo ada di tahun depan dan relatif kecil.

Adapun BRPT tidak menargetkan segmentasi investor dalam penerbitan obligasi ini. Investor ritel maupun investor institusi dapat ‘membeli’ obligasi BRPT.

”Jadi, kami sedang membina pasar domestik supaya investor domestik ikut berpartisipasi di proyek-proyek yang akan datang,” lanjut Agus.

Untuk diketahui, saat ini BRPT tengah fokus untuk melakukan beberapa ekspansi sebut saja pembangunan pabrik Chandra Asri Petrochemical (CAP) 2 serta proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa unit 9 dan 10 di Banten.

Baca Juga: Harga BRPT (Barito Pacific) naik terus, ini rekomendasi analis

Dua proyek tersebut, sebut Agus, menghabiskan dana investasi sekitar US$ 8 miliar yang akan di-deploy lima tahun mendatang.

Adapun Agus mengatakan baik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) maupun BRPT akan aktif untuk menerbitkan obligasi dalam denominasi Rupiah.

“Jadi dari grup Barito itu akan ada satu (bond) dari BRPT akan ada satu (bond) dari TPIA,” pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×