Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, penerbitan obligasi dalam denominasi Rupiah juga dapat mengurangi risiko nilai tukar mata uang (currency risk).
Agus menekankan kondisi leverage perseroannya masih dalam batas aman. Hal ini ditunjukkan dengan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) yang masih dalam rasio 1:1.
Baca Juga: Bayar utang, Barito Pacific (BRPT) akan menerbitkan obligasi Rp 750 miliar
Agus juga menegaskan, tidak ada utang yang jatuh tempo tahun ini. Adapun utang yang jatuh tempo ada di tahun depan dan relatif kecil.
Adapun BRPT tidak menargetkan segmentasi investor dalam penerbitan obligasi ini. Investor ritel maupun investor institusi dapat ‘membeli’ obligasi BRPT.
”Jadi, kami sedang membina pasar domestik supaya investor domestik ikut berpartisipasi di proyek-proyek yang akan datang,” lanjut Agus.
Untuk diketahui, saat ini BRPT tengah fokus untuk melakukan beberapa ekspansi sebut saja pembangunan pabrik Chandra Asri Petrochemical (CAP) 2 serta proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa unit 9 dan 10 di Banten.
Baca Juga: Harga BRPT (Barito Pacific) naik terus, ini rekomendasi analis
Dua proyek tersebut, sebut Agus, menghabiskan dana investasi sekitar US$ 8 miliar yang akan di-deploy lima tahun mendatang.
Adapun Agus mengatakan baik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) maupun BRPT akan aktif untuk menerbitkan obligasi dalam denominasi Rupiah.
“Jadi dari grup Barito itu akan ada satu (bond) dari BRPT akan ada satu (bond) dari TPIA,” pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News