kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terangkat sentimen merger, cermati rekomendasi saham perbankan syariah berikut


Jumat, 02 Oktober 2020 / 18:36 WIB
Terangkat sentimen merger, cermati rekomendasi saham perbankan syariah berikut
ILUSTRASI. Saham-saham perbankan syariah mencatatkan kinerja yang apik dalam beberapa waktu terakhir.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perbankan syariah mencatatkan kinerja yang apik dalam beberapa waktu terakhir. Harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) naik hingga 153,27% dalam tiga bulan terakhir, serta menguat 0,65% dalam sepekan ini.

Harga saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) naik 8,41% dalam seminggu, dan menguat 6,01% dalam tiga bulan terakhir. Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, saham-saham tersebut terangkat oleh sentimen rencana merger bank-bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam catatan Kontan, Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih melanjutkan rencana untuk menggabungkan bank syariah dan unit syariah yang ada di bawah bank Himbara. Merger tersebut ditargetkan bisa rampung pada Februari 2021 mendatang.

Selain itu, sambungnya, bergerak positifnya saham-saham perbankan syariah ini tak lepas dari kinerjanya yang masih positif di tengah kondisi saat ini. BRIS mencatatkan peningkatan laba sebesar 229,7% pada semester I-2020 dibandingkan tahun lalu. Laba yang berhasil dibukukan oleh BRIS mencapai Rp 117,2 miliar.

Baca Juga: Di masa pandemi, pengajuan KPR secara online diklaim masih ramai

Hal ini sejalan dengan pendapatan bersih BRIS yang melesat 43% pada semester I-2020 menjadi sebesar Rp 14,42 triliun. Sementara itu, laba bersih BTPS tercatat sebesar Rp 407 miliar atau turun 33,16% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Reza melihat, perbankan syariah masih memiliki potensi untuk tetap mencetak pertumbuhan. "Potensi pertumbuhan bank syariah juga masih terbuka meski harus bersaing dengan bank konvensional, baik dengan induk maupun bank konvensional lainnya," kata Reza kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10).

Reza mengatakan, pergerakan kedua saham ini akan dipengaruhi oleh sentimen perkembangan industri syariah, penyaluran kredit bank syariah, potensi pertumbuhan nasabah, hingga kondisi ekonomi makro yang dapat menopang kinerja bank syariah. Dia mengatakan saham-saham perbankan syariah ini masih menarik untuk dijadikan pilihan.

Baca Juga: Saham-saham lapis bawah jadi saham paling cuan sepanjang kuartal ketiga 2020

Kedua saham ini menarik dari sisi fundamental dan prospeknya. Terlebih sekarang ini pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih terhitung kecil dan berpotensi tumbuh.

Menurut catatan Kontan.co.id, pangsa pasar bank syariah hanya 8,5%-9%, atau ketinggalan jauh dengan bank syariah dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 40%-50%.

Reza mengatakan valuasi kedua saham ini juga masih terbilang wajar jika dibandingkan dengan perbankan lain, sekarang ini price to book value (PBV) BRIS tercatat 1,44 kali atau di atas PBV BBTN yang tercatat 0,75 kali, BBNI 0,77 kali, dan BMRI dengan PBV 1,35 kali. Sedangkan PBV BTPS di 4,74 kali atau tak berbeda jauh dengan PBV BBCA yang tercatat 4,01 kali.

Muhammad Nafan Aji Gusta Utama Analis Binaartha Sekuritas menambahkan, apabila rencana merger bank-bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara ini berjalan dengan lancar bakal berdampak positif untuk BRIS.

Baca Juga: Permintaan KPR tinggi, BRI Syariah dorong pengajuan lewat aplikasi digital

"Jika proses merger perbankan syariah berjalan dengan lancar, maka BRIS berpotensi menjadi bank syariah terbesar dalam memberikan permodalan dengan menjalankan kegiatan bisnis berlandaskan prinsip syariah," katanya, Jumat (2/10).

Nafan menyarankan pelaku pasar untuk buy on weakness saham BRIS dengan target harga jangka panjang Rp 1.225 per saham. Adapun pada hari ini saham BRIS melemah 2,52% ke harga Rp 775 per saham.

Baca Juga: Perkuat Stabilitas Sistem Keuangan, BI Melonggarkan Agunan Pinjaman Likuiditas Bank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×