Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tembaga terus kehilangan tenaga setelah tertekan kondisi ekonomi dunia. Harga tembaga jatuh ke level terendahnya di akhir pekan lalu.
Mengutip Bloomberg, Jumat (7/8) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,23% ke level US$ 5.173 per metrik ton.
Harga tersebut merupakan yang terendah sejak Agustus 2009. Pekan lalu, harga tembaga sudah dua kali mencatat rekor terendah. Harga terendah sebelumnya pada Rabu (5/8) di level US$ 5.178 per metrik ton. Selama sepekan harga tembaga tergerus 1,1%.
Lesunya harga tembaga seiring dengan membengkaknya persediaan tembaga di LME ke level tertinggi sejak Januari 2014. Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka mengatakan, pergerakan harga tembaga di akhir pekan lalu menunggu data non-farm employment change AS.
Berdasarkan data yang dirilis Jumat malam (7/8), penambahan tenaga kerja di AS pada bulan Juli 2015 mengalami perlambatan menjadi sebesar 215.000 dari sebelumnya 231.000. Angka tersebut juga meleset dari perkiraan sebesar 222.000. Sementara tingkat pengangguran tetap pada level 5,3%.
Dengan perlambatan ini, Ibrahim memperkirakan harga tembaga bisa kembali menguat. "Jika data tenaga kerja AS turun bisa membuat dollas AS melemah dan mendukung kenaikan harga tembaga," ungkap Ibrahim.
Namun, penguatan tembaga hanya bersifat sementara. Pasalnya, permasalahan ekonomi China diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan sehingga dapat membuat permintaan tembaga dari negeri tirai mambu terus menurun. Permintaan dari Eropa juga diperkirakan balum mampu pulih mengingat masalah ekonomi Yunani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News