Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pulihnya harga komoditas turut mendorong kenaikan harga tembaga. Pendukung utamanya adalah koreksi yang diderita nilai tukar USD.
Mengutip Bloomberg, Kamis (7/4) pukul 13.52 WIB harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,20% ke level US$ 4.881 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir pun harga tembaga sudah melesat 0,70%.
Analisa Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka kenaikan harga tembaga memang sejalan dengan kenaikan harga komoditas lainnya terutama rebound harga minyak mentah dunia. Hal ini terjadi pasca rilis FOMC minutes yang menegaskan sikap hati-hati The Fed dalam menaikkan suku bunga terutama karena mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global yang belum kunjung pulih.
Imbasnya, index USD hingga pukul 14.30 WIB tergores 0,08% ke level 94,35 dibanding hari sebelumnya. “Selain itu kemarin data PMI jasa Caixin China juga positif, memberikan harapan perbaikan ekonomi China di masa datang yang bisa ikut mendongkrak permintaan tembaga,” tutur Ibrahim.
Tercatat PMI Jasa Caixin naik Maret 2016 naik dari 51,2 menjadi 52,2. Belum lagi terjadinya penyusutan stok tembaga baik di London Metal Exchange dan Shanghai Futures Exchange.
Menurut laporan Bloomberg, cadangan tembaga di LME turun ke level terendahnya sejak Agustus 2014 lalu menjadi 141.425 ton per Selasa (5/4) lalu. Sejalan, di SFE cadangan mengempis dalam dua pekan beruntun dan bertengger di level 368.725 ton per 31 Maret 2016 lalu. “Meski ini terjadi bukan berarti pasokan tembaga lantas mengering,” tambah Ibrahim.
Sebab menurut laporan yang dirilis Zhou Zhang Analyst Bloomberg Intelligence produksi tembaga global Januari 2016 naik 7,3% menjadi 2 juta ton. “Kenaikan ini terbatas, bisa bertahan hingga akhir pekan tapi tidak merubah tren yang masih bearish,” duga Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News