kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga berbalik arah setelah sempat rebound


Rabu, 19 Februari 2020 / 15:01 WIB
Tembaga berbalik arah setelah sempat rebound
ILUSTRASI. Lembaran tembaga.


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga harus kembali terkoreksi pasca rebound pada perdagangan sebelumnya. Mengutip Bloomberg, Rabu (19/2). Pukul 14.00 WIB, harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 0,67% menjadi US$ 5.773 per ton.

Tembaga masih terus berusaha keluar dari tren negatif setelah sempat anjlok pada harga terendahnya semenjak April 2017 di level US$ 5.525 per ton di tanggal 3 Februari lalu.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menilai, rebound yang terjadi sebelumnya didukung oleh oversold tembaga di pasar global serta dukungan dari pemerintah China untuk memberikan stimulus pada perekonomian negara.

Baca Juga: Harga komoditas logam industri kembali terpuruk usai kekhawatiran ekonomi China

Menurutnya setelah terjadi epidemi virus corona, Bank Sentral China (PBoC) cukup banyak menggelontorkan stimulus untuk mendongkrak ekonomi dalam negeri. Terakhir, PBoC kembali menyuntikkan dana sebesar CNY 200 miliar untuk meningkatkan likuiditas pasar.

“Berkat dukungan kebijakan China wajar rebound terjadi. Apalagi pasca masa inkubasi ternyata penyebaran virus tidak seburuk bayangan akhirnya pasar pun lega,” terangnya kepada Kontan.co.id Rabu (19/2).

Meskipun sempat rebound, tembaga masih tersengat sentimen negatif virus korona mengingat perekonomian China yang melambat. China sendiri menyumbang hampir setengah dari konsumsi tembaga global. Selain itu China juga merupakan pengguna utama dari banyak logam industri.

Namun begitu pasar masih optimistis tembaga akan kembali rebound dalam waktu dekat. 

Melansir Reuters, Menteri Pertambangan Chile Baldo Prokurica mengatakan harga tembaga akan kembali rebound berkat penurunan permintaan terhadap tembaga.

“Walaupun perekonomian global melewati masa yang sulit, kami optimistis perekonomian akan kembali membaik,” terang Prokurica seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, harga komoditas logam industri tak kunjung bangkit

Ditambah, komentar World Health Organization (WHO) yang sedikit menenangkan pasar menjadi stimulus bagi harga komoditas termasuk tembaga. WHO mengatakan penyebaran virus korona mulai mereda. Pasalnya jumlah masyarakat yang terinfeksi berkurang setiap harinya.

Wahyu menambahkan secara teknikal jika harga tembaga gagal rebound dan berhasil menembus level support US$ 5519 per ton maka ada potensi pelemahan dapat terus berlanjut.

“Jika tembus maka ancaman pelemahan bisa berlanjut. Jika level US$ 5.519 tertembus maka bisa lebih rendah lagi seperti Mei 2017 di level US$ 5.464 per ton,” katanya.

Wahyu memasang rekomendasi buy on weakness jika harga tembaga terus menurun mendekati atau melampaui di bawah US$ 5.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×