Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bakal mengerek harga seluler secara bertahap. Kebijakan itu dipandang bak pisau bermata dua.
Research Analyst Phitraco Sekuritas, Aditya Prayoga melihat kebijakan TLKM untuk menaikkan harga seluler secara bertahap di sebagian besar produk Telkomsel tampaknya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan memperbaiki Average Revenue Per User (ARPU) yang terus mengalami penurunan pada tahun 2024.
"Dengan harga yang lebih tinggi, perusahaan berpotensi meningkatkan margin keuntungan dan memperbaiki rasio profitabilitas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/12).
Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Bakal Kerek Harga Seluler Bertahap, Cek Rekomendasi Analis
Kenaikan tarif itu diharapkan dapat membantu perusahaan mengimbangi tekanan kompetitif yang mengarah pada harga rendah dan margin tipis. Selain itu juga memperkuat posisi finansial perusahaan.
Kemudian, kebijakan harga yang bertahap ini dapat mengurangi kemungkinan perang harga antara operator telekomunikasi.
"Sebab, dengan tidak melakukan kenaikan harga yang mendalam atau tiba-tiba, TLKM memberi sinyal untuk memperbaiki margin tanpa menimbulkan reaksi harga yang agresif dari pesaing," sebutnya.
Di sisi lain, terdapat potensi penurunan jumlah pelanggan akibat kenaikan tarif. Meski begitu, Aditya menilai langkah tersebut sebagai cara strategis untuk meningkatkan ARPU, yang merupakan indikator utama dalam industri seluler.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas juga menilai kebijakan kenaikan harga secara bertahap merupakan langkah strategis, yang memiliki potensi dampak ganda.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham SRTG, KLBF, dan PNBN Untuk Rabu (18/12)
Dijelaskan, di satu sisi, langka itu dapat mengurangi tekanan persaingan harga yang selama ini cukup ketat di industri telekomunikasi. "Dampak positifnya TLKM margin keuntungan meningkat dan memperbaiki struktur biaya," sebutnya.
Sisi lainnya, dampak kenaikan harga bisa saja hilangnya pangsa pasar. "Namun, kami menilai jika kualitas layanan bagus (kekuatan sinyal), maka pelanggan bisa setia meskipun adanya kenaikan harga," tegasnya.
Jika sesuai dengan rencana dan tidak banyak pelanggan yang beralih, maka langkah itu berpotensi mengerek kinerja TLKM ke depannya.
Aditya sependapat bahwa hasil kebijakan tersebut sangat bergantung pada respons pasar dan pesaing utama, yang bisa saja memilih untuk mempertahankan pangsa pasar dengan cara menurunkan harga atau menawarkan promo agresif.
Dia juga tak menampik ada kemungkinan kebijakan ini bisa menyebabkan hilangnya pangsa pasar. Utamanya, jika daya beli pelanggan tertekan akibat kenaikan tarif.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Dobel Digit pada 2025, Cek Rekomendasi Saham SIDO
"Pelanggan dengan pendapatan lebih rendah mungkin lebih sensitif terhadap harga dan memilih beralih ke operator lain yang lebih terjangkau, meskipun jika Telkomsel dapat menambah nilai melalui layanan tambahan atau pengalaman yang lebih baik, ini bisa membantu mengurangi dampak kehilangan pelanggan," terangnya.
Terlepas dari risiko itu, kedua analis memberikan rating buy TLKM. Phintraco Sekuritas menyematkan target harga Rp 3.440 dan Kiwoom Sekuritas Indonesia di Rp 3.200 per saham.
Selanjutnya: Sido Muncul (SIDO) Bidik Pertumbuhan Dobel Digit di 2025, Cek Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: Laporan Cloudflare Ungkap Indonesia Jadi Pemain Kunci di Era Digital Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News