kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan Covid-19, rupiah berpotensi menuju Rp 14.500 per dolar AS dalam jangka pendek


Senin, 28 Juni 2021 / 19:47 WIB
Tekanan Covid-19, rupiah berpotensi menuju Rp 14.500 per dolar AS dalam jangka pendek
ILUSTRASI. Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 20.000 per hari.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak tajam, bahkan dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus positifnya di atas 20.000 per hari. Pemerintah pun mengambil langkah pengetatan pembatasan sosial sebagai upaya mengurangi laju penyebaran virus ini.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat kondisi ini berpotensi menjadi tekanan bagi nilai tukar rupiah seiring kembali meningkatnya ketidakpastian. Bahkan, dia menyebut, dalam waktu dekat rupiah berpotensi bergerak terus melemah ke arah Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

“Meningkatnya kasus harian Covid-19 ini beriringan dengan pergerakan dolar AS yang masih volatile imbas dari beragam pandangan pejabat bank sentral AS soal pemulihan ekonomi AS dan suku bunga acuan. Dengan potensi penguatan dolar AS seiring pemulihan ekonomi AS, rupiah semakin berpeluang untuk tertekan,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (28/6).

Secara fundamental, Faisyal juga menilai saat ini rupiah memang layak berada di area saat ini, apalagi tren mata uang berisiko secara global memang relatif tertekan. Ia juga melihat, tingginya kasus Covid-19 dan pengetatan pembatasan sosial akan berpotensi kembali menekan data ekonomi Indonesia yang sebelum ini sudah membaik. 

Baca Juga: Lonjakan kasus Covid-19 bikin rupiah melemah 0,14% ke Rp 14.445 per dolar AS

Menurut dia, kunci penting untuk menjaga pelemahan rupiah agar tidak terlalu dalam adalah pada penanganan Covid-19. Selain menekan laju kasus positif, program vaksinasi juga harus terus digenjot guna mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi ke depan.

Sedangkan dari faktor eksternal, perkembangan ekonomi AS dan sikap The Fed akan jadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan mata uang global. “Jika tekanan ini terus berlanjut, lalu pemerintah juga tidak gencar memberi pelonggaran kebijakan layaknya tahun lalu, bukan tidak mungkin rupiah terus bergerak naik ke level Rp 15.000 per dolar AS,” imbuh Faisyal.

Namun, ketika kondisi ini justru bisa dikendalikan, Faisyal melihat rupiah bisa berpotensi kembali bergerak ke arah Rp 14.000 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor turut melemah ke Rp 14.472 per dolar AS pada awal pekan ini (28/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×