Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arwana Citramulia Tbk membukukan kinerja yang kokoh di sembilan bulan pertama tahun ini. Buktinya, emiten keramik berkode saham ARNA tersebut berhasil mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk alias laba bersih sebesar Rp 221,50 miliar.
Asal tahu saja, jumlah tersebut melesat 38,31% dibanding laba bersih periode sama tahun lalu yang hanya Rp 160,13 miliar.
Namun, di saat yang sama, penjualan ARNA justru turun. Tercatat, penjualan neto perusahaan di sembilan bulan pertama tahun ini hanya Rp 1,61 triliun, turun tipis 1,18% dibanding penjualan bersih di periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp 1,63 triliun.
Meski begitu, pertumbuhan double digit pada sisi bottom line perusahaan tidak datang ujug-ujug. Asal tahu, ARNA memang berhasil menekan pengeluaran di beberapa pos beban.
Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) optimistis laba tumbuh di atas 30% di kuartal III 2020
Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 6,56% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,12 triliun di sembilan bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, beban pokok penjualan ARNA mencapai Rp 1,20 triliun pada sembilan bulan pertama tahun lalu.
Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada beberapa pos beban penjualan dan beban keuangan. Melansir laporan keuangan perusahaan, beban penjualan turun 12,97% yoy dari semula Rp 159,88 miliar di sepanjang Januari-September 2019 menjadi Rp 139,13 miliar pada Januari-September 2020.
Sementara itu, beban keuangan turun 6,03% yoy dari 7,29 miliar di Januari-September 2019 menjadi Rp 6,85 miliar pada akhir September 2020.
Per 30 September 2020 lalu, total aset ARNA tercatat sebesar Rp 1,87 triliun. Angka tersebut terdiri atas total ekuitas sebesar Rp 1,21 triliun dan total liabilitas Rp 654,02 miliar.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun ARNA tercatat sebesar Rp 266,15 miliar per 30 September 2020. Angka tersebut turun 23,73% dibanding kas dan setara kas awal tahun ARNA untuk tahun buku 2020 yang mencapai Rp 348,97 miliar.
Selanjutnya: Safeguard diharapkan mampu dorong bisnis keramik lokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News