Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,42 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi 102,65% dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yaitu hanya Rp 700,7 miliar.
Laporan keterbukaan TBIG yang dirilis Kamis (24/3) juga menunjukkan, total pendapatan perusahaan sebesar Rp 3,42 triliun, naik 3,63% dari tahun sebelumnya senilai Rp 3,30 triliun. Pendapatan naik dari pelanggan seperti PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Smartfren Telecom dan lainnya.
Sementara, total aset mencapai Rp 22,79 triliun pada akhir tahun lalu, naik 5,41% dari tahun sebelumnya.
Kepala riset NH Korindo Securities indonesia Reza Priyambada menilai, secara umum, sepanjang industri telekomunikasi bertumbuh, maka penjualan menara juga akan ikut tumbuh. Apabila perusahaan Telkomsel, XL dan Indosat pendapatannya mendukung, maka akan ada imbasnya ke TBIG.
"Bisnis menara tergantung dari berapa banyak BTS yang bisa disewakan dan berapa harga sewanya," ujar Reza.
Dari sisi valuasi, harga TBIG di Rp 6.050 per saham dinilai masih di level rendah.Tapi, jika dihitung dari potensi level tersebut, masih ada potensi TBIG untuk meningkatkan valuasinya. Reza menyarankan membeli saham TBIG dengan target sementara di level Rp 7.200.
Kamis (24/3), saham TBIG ditutup turun 75 poin ke level Rp 6.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News