Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) serius ingin mengakuisisi 2.500 menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL). Untuk memuluskan rencana itu, TBIG mengalokasikan belanja modal (capex) mencapai Rp 2 triliun.
Selain membidik menara EXCL, TBIG akan memakai belanja modal untuk kebutuhan perawatan dan pembangunan menara. Belanja modal TBIG berasal dari kas internal, pinjaman dan penerbitan obligasi.
Direktur Utama TBIG Herman Setya Budi mengkonfirmasi, TBIG mengikuti proses lelang menara EXCL sebanyak 2.500 unit. "Kami siap ikut bidding," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (28/1).
Manajemen TBIG mengharapkan menjadi pemenang tender pada akhir kuartal pertama tahun ini. Selain berencana mengakuisisi menara telekomunikasi milik EXCL, TBIG akan membangun 1.500 hingga 2.000 menara baru pada tahun ini.
Harapannya, penambahan 2.000 tenant tercapai. Hingga akhir 2015, TBIG memiliki 19.416 tenant. Dengan asumsi penambahan 2.000 tenant baru, maka target pertumbuhan tahun ini diharapkan mencapai 10%.
Saat ini, semua perusahaan sektor telekomunikasi, seperti Telkomsel, Indosat, XL, Smartfren menjadi tenant TBIG. Hingga kuartal III 2015, TBIG mendapatkan pendapatan sewa menara dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) senilai Rp 980,54 miliar, PT Indosat Tbk (ISAT) sebesar Rp 609,51 miliar, PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 382,38 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia Rp 276,85 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 149,02 miliar, serta PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Rp 67,46 miliar.
Soal rencana TBIG mengikuti lelang 2.500 menara EXCL, manajemen EXCL belum bisa memberikan informasi resmi. Penjualan menara diharapkan rampung pada akhir kuartal I 2016.
Kelak, EXCL hanya akan memiliki sekitar 4.000 menara dari total saat ini, 6.500 menara. EXCL akan menggunakan dana hasil penjualan menara untuk membayar utang. Emiten ini memang berupaya terus mengurangi dan merestrukturisasi utang.
Sejak September 2015 hingga akhir tahun lalu, EXCL terus mengurangi utang berdenominasi dollar AS hingga US$ 580 juta. Ini merupakan utang dari beberapa bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News