Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menegaskan kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan anak usahanya, Mitratel, resmi batal. Kini, TBIG fokus menambah jumlah penyewa menara, sembari membidik peluang akuisisi menara lain.
Manajemen TBIG mengemukakan strategi akuisisi dengan mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya, akuisisi jauh lebih efisien ketimbang membangun menara sendiri.
Direktur Utama TBIG Herman Setya Budi mengungkapkan, kerjasama dengan Telkom terkait tukar guling saham yang melibatkan anak usaha perusahaan halo-halo tersebut, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), telah batal.
"Kerjasama dengan TLKM sudah selesai dan belum ada lagi kerjasama baru," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (19/1).
Dengan batalnya tukar guling tersebut, maka TBIG akan fokus untuk melakukan akuisisi menara telekomunikasi dan menambah jumlah penyewa menara. Kabar terbaru, TBIG telah mengutarakan minatnya untuk mengakuisisi menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL).
TBIG mengincar 2.000-2.500 unit menara telekomunikasi milik EXCL melalui lelang terbuka pada bulan ini. Selain itu, TBIG mengincar penambahan jumlah penyewa menara sebanyak 1.500-2.000 tenant di sepanjang 2016.
Sampai akhir 2015, TBIG memiliki 19.416 penyewa dan 12.159 site telekomunikasi. Untuk membiayai rencana ekspansi tersebut, TBIG akan mengandalkan utang, tentunya dengan mempertimbangkan batas aman.
Mengingat TBIG saat ini memiliki net gearing alias rasio utang tertinggi di sektor menara telekomunikasi mencapai 481%.
Muhammad Al Amin, analis Millenium Danatama Sekuritas, bilang, apabila TBIG berhasil mengakuisisi 2.000-2.500 menara EXCL, dampaknya akan positif bagi kinerja perusahaan itu. Namun belum bisa dipastikan apakah TBIG bisa memenangi tender.
Maklum saja, bukan hanya TBIG yang mengincar menara EXCL tersebut. "Belum dipastikan TBIG mendapatkan menara tersebut. Masih ada pemain menara lainnya yang juga mengikuti tender," ujar Al Amin.
Pada 2014 lalu, EXCL juga melelang 3.500 menara telekomunikasi senilai Rp 5,6 triliun. Pemenangnya adalah PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Transaksi tersebut memantapkan posisi SUPR di tiga besar penyedia menara independen di Indonesia.
Menurut Al Amin, apabila TBIG berhasil memenangi lelang menara EXCL kali ini, maka akan memuluskan ekspansi.
"TBIG bisa melakukan ekspansi dengan cepat tanpa perlu membangun menara baru," tutur dia. Kemarin, harga saham TBIG ditutup di posisi Rp 5.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News