Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Dengan begitu, untuk menjaga kelangsungan program B30, subsidi bahan bakar minyak nabati harus ada yang menutup.
Pilihan lain untuk menutup subsidi B30 berasal dari anggaran pemerintah. Akan tetapi, dalam kondisi saat ini anggaran pemerintah lebih diprioritaskan untuk penanganan pandemi dan stimulus ekonomi lainnya.
Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mengatakan, manajemen MGRO juga mendukung langkah pemerintah ini.
Menurut dia, peningkatan tarif bea keluar dengan skema progresif dapat menjaga keseimbangan serta stabilitas harga CPO dan tandan buah segar (TBS) pada level tertentu.
Di samping itu, apabila dana sawit yang berasal dari pungutan eksporĀ dikelola dengan baik untuk sektor hulu, maka ini akan berdampak positif.
"Pasalnya, hal tersebut akan memberikan jaminan keberlanjutan dari ketersediaan bahan baku TBS untuk diolah dalam jangka panjang," kata Elvi
Baca Juga: Analis Philip Sekuritas rekomendasikan buy saham AALI dan LSIP, ini penjelasannya
Kemudian, dari segi keuangan, kebijakan ini dianggap dapat semakin membebani sisi biaya bagi perusahaan yang melayani pasar ekspor.
Meskipun begitu, saat ini penjualan MGRO masih lebih besar di pasar lokal dibanding ekspor. "MGRO berharap dalam program B30 nanti bisa lebih memperkuat penjualan domestik," ungkap dia.
Bernada serupa, Santosa menilai, kebijakan ini bakal mengurangi potensi keuntungan yang bisa dihasilkan karena adanya kenaikan biaya pungutan ekspor. Akan tetapi, kebijakan ini bukan masalah besar bagi AALI.
Pasalnya, AALI mempunyai strategi penjualan opportunistic, yakni bakal menjual kepada pihak yang lebih banyak memberikan keuntungan.
AALI tidak menargetkan secara spesifik porsi penjualan ekspor dan domestik. "Kalau domestik net-nya lebih baik ya jual domestik. kalau ekspor lebih tinggi ya ekspor. Ini kan komoditas jadi kami mengalir saja," tutur Santosa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News