kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak semua saham free float mengerek pasar


Selasa, 26 Juli 2016 / 07:52 WIB
Tak semua saham free float mengerek pasar


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Aksi emiten k memenuhi aturan free float turut menggerakkan pasar modal, meski tidak terlalu signifikan. Sejatinya, sebulan yang lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan batas akhir ketentuan minimum jumlah saham beredar atau free float sebesar 7,5%. Meski demikian, belum semua emiten bisa memenuhi ketentuan tersebut hingga batas akhir.

Dalam aturan free float, emiten wajib memenuhi free float minimal 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham. Diatur pula penyebaran jumlah saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek pada Anggota Bursa.

Salah satu emiten yang telah melaksanakan aturan itu adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dengan menggelar stock split 1:25. Dengan mekanisme itu, jumlah saham HMSP yang beredar mencapai 116,31 miliar, dari sebelumnya 4,65 miliar saham. Usai stock split, transaksi saham HMSP mulai bergerak.

Selama April, volume transaksi HMSP sebanyak 24.53 juta senilai Rp 2,39 triliun dan frekuensi 50.409 kali selama 21 hari perdagangan. Tapi pada Mei menurun, di mana volume transaksi 14,74 juta dengan nilai Rp 1,42 triliun dan frekuensi 35.830 selama 20 hari hari perdagangan.

Kenaikan terjadi pada Juni, dengan volume 344,65 juta senilai Rp 2,04 triliun dan frekuensi 68.602 kali selama 21 hari perdagangan. Kemarin (25/7), volume transaksi HMSP tercatat 21,98 juta dengan nilai Rp 88,12 miliar dan frekuensi 3.124 kali.

PT Merck Indonesia Tbk (MERK) pun menambah free float melalui stock split dengan rasio 1:20 di akhir tahun lalu untuk menambah saham dari semula 22,4 juta menjadi 448 juta saham. Tahun lalu, volume transaksi MERK 587,13 juta senilai

Rp 47,43 miliar dan frekuensi 932 kali selama 125 hari perdagangan. Secara rata-rata 52 minggu terakhir, volume transaksi MERK 8,99 juta, sementara kemarin tak ada transaksi MERK.

Emiten lain yang sudah menambah free float, seperti Asuransi Bintang (ASBI), Alakasa Industrindo (ALKA), Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) dan Bank CIMB Niaga (BNGA).

Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, menilai, jumlah minimum free float 7,5% masih kecil. Pasalnya, tak semua terserap investor, bisa saja banyak saham dikuasai investor institusi yang memiliki kecenderungan long term investment, sehingga tak berpengaruh banyak terhadap likuiditas.

Menurut dia, jumlah ideal free float saham adalah 20%. Harapannya setengah dari jumlah itu terserap investor ritel yang lebih aktif bertransaksi. Ini akan membuat transaksi saham lebih likuid. Dengan sentimen tax amnesty, emiten bisa memanfaatkannya untuk menambah free float.

Reza bilang, ada perbedaan antara emiten yang menambah free float. Jika free float dilakukan emiten berfundamental baik dan dikenal masyarakat, maka daya serapnya lebih baik. Tapi jika dilakukan emiten yang sahamnya tidur, tentu tidak membuat transaksi meningkat.

Muhammad Al Amin, analis Millenium Danatama Sekuritas, menilai, ketimbang emiten yang masuk indeks LQ45 seperti Astra International (ASII) dengan free float 49,89%, Bank Mandiri (BMRI) 39,98% dan Indofood Sukses Makmur (INDF) 49,9%, maka jumlah yang dilepas HMSP tidak terlalu besar.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×