Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji dalam rilisnya yang dikirim kepada Kontan.co.id, menilai WIKA masih cukup prospektif di tahun ini. Bahkan perusahaan konstruksi pelat merah ini menjadi pilihan Binaartha Sekuritas di antara anggota indeks LQ45. Terutama karena upaya penggunaan teknologi Building Information Modelling (BIM) diyakini mampu memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kinerja emiten ke depan.
Pengerjaan proyek dengan teknologi BIM menjembatani konsep perencanaan, perhitungan analisis desain, hingga permodelan dalam bentuk tiga dimensi.
Keunggulannya, BIM mampu menciptakan efisiensi biaya berupa penggunaan material dan memperkecil risiko terjadinya pengerjaan ulang.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Merangsek Pasar Asia dan Afrika
Binaartha Sekuritas mencatat terdapat 80 proyek yang dikerjakan WIKA dengan teknologi ini, termasuk proyek Tol Balikpapan-Samarinda hingga proyek Harbor Road. "Bahkan di luar negeri yakni renovasi Istana Kepresidenan Nigeria juga menggunakan teknologi BIM yang ditargetkan dapat rampung pada awal 2021 dengan estimasi nilai proyek sekitar Rp 600 miliar," tulis Nafan dalam risetnya.
Dia memproyeksikan pendapatan WIKA pada tahun 2019 sebesar Rp 36,68 triliun dan tahun ini mencapai Rp 44,07 triliun. Sementara laba bersih tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp 2,02 triliun dan meningkat di tahun ini menjadi Rp 2,34 triliun.
Berdasarkan analisa teknikal, Nafan merekomendasikan beli saham WIKA dengan target harga jangka pendek, menengah maupun panjang di level Rp 2.380 dan Rp 3.290. Adapun saat ini harga saham WIKA bergerak di level Rp 2.130.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News