Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berhasil melampaui target dana kelolaan tahun ini, PT Syailendra Capital tengah menyiapkan Reksadana saham dengan kelolaan bersifat pasif.
Reksadana saham pasif singkatnya adalah mengikuti pergerakan indeks saham. Berbeda dengan kelolaan aktif yang senantiasa terus melakukan analisa teknikal dan fundamental pada saham dan sektor. Dengan demikian, pemilihan saham akan dilakukan secara otomatis dengan algoritma matematis.
"Kita akan mengikuti indeks persis, misal IHSG ada 300 saham lebih, tidak mungkin kita ikuti semua. Kita ikuti yang porsi nya besar, jadi memang tidak dikelola tapi ikuti indeksnya saja," jelas Direktur Syailendra Capital Gunanta Afrima saat ditemui Kontan.co.id di Seminar Nasional Income, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Sabtu (11/11).
Gunanta melanjutkan, Syailendra sedang menimbang antara produk berbasis indeks atau ETF.
Namun Cholis Baidowi, CIO Syailendra dalam paparan seminar INCOME menjelaskan bahwa ada juga risiko dalam kelolaan pasif.
"Saat pasar koreksi, algoritma bakal membacanya sebagai tren turun dan bisa menciptakan snowball effect," jelasnya.
Namun realisasinya, pihak fund manajer tetap akan memantau pergerakan dengan seksama. Apalagi, tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak dan risiko koreksi signifikan sangatlah terbatas.
Selain itu, keputusan Syailendra untuk terjun pada reksadana pasif ini karena adanya tren redemption yang besar pada reksadana kelolaan aktif.
Syailendra sendiri sudah meluncurkan reksadana indeks Syariah yang mengikuti Jakarta Islamic Index (JII) pada Oktober lalu. Sedangkan ke depan, dalam pipeline mereka, terdapat 2-3 produk reksadana saham syariah yang siap luncur tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News