Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Syailendra Capital optimistis industri reksadana akan kembali tumbuh normal di tahun ini. Apalagi, program vaksinasi Covid-19 terus berjalan dan diharapkan dapat mengurangi dampak penyebaran pandemi Covid-19 dan bisa mengangkat ekonomi.
Salah satu indikator meningkatnya ekonomi adalah bursa saham. Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat melihat potensi upside Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup besar. Ia memproyeksikan IHSG mampu bergerak ke level tertingginya di 7.000 - 7.200, sebelum akhirnya perlahan terkoreksi ke level 6.900 pada akhir tahun nanti.
Namun, Fajar menilai, tak hanya bursa saham yang punya prospek menarik pada tahun ini, instrumen reksadana dinilai juga punya prospek yang tak kalah menarik. Apalagi, bagi masyarakat yang merasa investasi saham dianggap terlalu berisiko, maka reksadana bisa jadi pilihan yang tepat.
“Pada tahun ini, pertumbuhan industri reksadana akan kembali normal, akan tumbuh di kisaran 5%-10%. Sementara untuk jenisnya, yang berpotensi tumbuh paling optimal adalah reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap, lalu reksadana pasar uang,” ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/4).
Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana kembali turun pada Maret 2021
Syailendra Capital sendiri sudah menyiapkan beberapa produk baru reksadana berbasis ritel di tahun ini. Produk ini dibentuk untuk menangkap peluang pertumbuhan investor ritel yang cukup pesat belakangan ini. Beberapa produk reksadana seperti pendapatan tetap, campuran, serta reksadana berbasis indeks.
Bahkan, untuk reksadana indeks, Fajar bilang, pihaknya tengah menyiapkan untuk offshore maupun onshore. Untuk reksadana indeks offshore, rencananya Syailendra akan terbitkan pada semester II-2021, dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan menyasar pasar Asia Pacific.
“Saat ini pasar reksadana indeks masih punya ruang yang sangat besar untuk terus tumbuh. Apalagi, reksadana indeks juga menawarkan transparansi yang tentunya akan semakin memudahkan investor,” imbuh Fajar.
Dengan berbagai produk reksadana baru yang sudah disiapkan ini, Fajar optimistis Syailendra bisa mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 5%-10% dibandingkan tahun lalu.
Pada akhir tahun lalu, dana kelolaan Syailendra mencapai Rp 23,43 triliun. Sementara per akhir Februari 2021, dana kelolaan Syailendra tumbuh 4,35% menjadi Rp 24,45 triliun. Jumlah tersebut tidak termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).
Jika termasuk semua jenis reksa dana, total dana kelolaan Syailendra adalah sebesar Rp 26,14. Saat ini, Syailendra tercatat menguasai 4.15% market share dari seluruh dana kelolaan industri manajer investasi.
Syailendra juga terus memperluas channel distribusi produk mereka. Fajar bilang, kini terdapat dua channel distribusi, yakni direct dan indirect. Untuk indirect, pembelian produk reksadana Syailendra bisa melalui bank, sekuritas, financial teknologi dan marketplace seperti Tokopedia.
“Sementara untuk direct channel, bisa melalui Syailendra Retail & Institutional Sales Representative. Selain itu, di semester II-2021, pembelian produk kami secara online dapat dilakukan melalui aplikasi Syailendra,” imbub Fajar.
Selanjutnya: AUM industri reksadana turun, tapi unit penyertaan di reksadana berbasis saham naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News