Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Awal tahun 2015, pemerintah telah resmi menawarkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi valuta asing (valas). Yang pertama merupakan global bond yakni SUN berdenominasi dollar AS. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan merilis, total penawaran awal (bookbuilding) yang diselenggarakan hanya sehari pada Kamis (8/1) senilai US$ 19,3 miliar, mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,8 kali dari target dan realisasi penerbitan yang sama sebesar US$ 4 miliar.
Direktur SUN DJPU, Loto Srinaita Ginting mengatakan, tingginya permintaan SUN ini merupakan bukti bahwa minat investor global terhadap SUN valas Indonesia masih cukup tinggi. “Bisa dilihat juga dari yield yang bisa diperketat, karena besarnya minat investor,” ujar Loto kepada KONTAN, Jumat (9/1).
Global bond ini dibagi dalam dua seri penerbitan yakni RI0125 bertenor 10 tahun dengan kupon awal 4,5% dan RI0145 bertenor 30 tahun dengan kupon awal 5,5%. Akhirnya, pemerintah menetapkan kupon tetap masing-masing sebesar 4,125% dan 5,125%. Masing-masing seri menyerap emisi US$ 2 miliar.
Selain global bond, pemerintah masih menyisakan beberapa SUN valas lagi sepanjang 2015 ini yakni global sukuk, euro bond dan samurai bond. Loto belum mau mengungkap kapan penerbitan masing-masing SUN valas yang tersisa tersebut.
Sebagai gambaran, euro bond terakhir diterbitkan pada awal Juli 2014 senilai 1 miliar euro. Global sukuk senilai US$ 1,5 miliar pada September 2014 dan samurai bond pada Nopember 2012 senilai 60 miliar yen.
Namun kabar yang berhembus, global sukuk dan samurai bond diterbitkan pada semester I tahun ini. Sedangkan euro bond baru pada semester II 2015.
Fixed Income Analyst BNI Securities, I Made Adi Saputra mengatakan dari sisa 3 SUN valas tadi, global sukuk berpeluang mendapat permintaan yang tinggi. “Karena sama-sama denominasi dollar AS dan rencana penerbitannya tidak jauh dari sekarang,” ujar Made.
Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar mengatakan porsi emisi penerbitan global sukuk, euro bond dan samurai bond nanti bisa sama ekuivalen sekitar US$ 1 miliar. “Target pemerintah di SUN valas tahun ini kan sebesar US$ 7 miliar. US$ 4 miliar sudah di global bond. Sisa 3, saya rasa masing-masing US$ 1 miliar sudah bagus,” ujar Kumar.
Anup juga mengatakan, emisi global sukuk tidak akan sebesar tahun lalu lantaran cost of fund pemerintah akan naik, juga karena rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat. Tambahnya, untuk masing-masing tingkat kupon, besarannya akan mengikuti perkembangan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News