kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Suku bunga turun, prospek penerbitan obligasi korporasi tahun ini masih semarak


Minggu, 23 Februari 2020 / 17:57 WIB
Suku bunga turun, prospek penerbitan obligasi korporasi tahun ini masih semarak
ILUSTRASI. Suku bunga turun, prospek penerbitan obligasi korporasi tahun ini masih akan semarak.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang menerbitkan obligasi korporasi menurun. Namun, analis memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun ini akan tetap ramai karena didukung penurunan suku bunga acuan.

Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) per 22 Februari 2020 terdapat 18 seri obligasi korporasi baru yang berasal dari tujuh emiten. Total nilai penerbitan tersebut Rp 12,47 triliun.

Sebagai perbandingan, di periode yang sama tahun lalu ada 41 seri obligasi korporasi baru yang terbit dan berasal dari 12 emiten. Sementara, total nilai penerbitan mencapai Rp 12,49 triliun.

Baca Juga: Pasar saham kurang kondusif, investor asing beralih ke pasar obligasi

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah emiten yang mengeluarkan obligasi korporasi baru di awal tahun ini lebih sedikit dibandingkan awal tahun lalu.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, jumlah emiten yang mengeluarkan obligasi korporasi menurun karena pelaku pasar tengah dihadapkan pada kekhawatiran risiko perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus corona.

"Emiten-emiten diperkirakan masih wait and see dan menahan diri sambil melihat perkembangan isu virus corona," kata Nico, Jumat (21/2).

Menurut Nico, tantangan yang bisa menghambat penerbitan obligasi korporasi di tahun ini juga berasal dari risiko global seperti perlambatan ekonomi global yang menyeret ekonomi Indonesia ikut melambat. Selain itu, risiko konflik dagang dan geopolitik yang terjadi di negara maju juga jadi perhatian investor.

Namun, dilihat dari sisi jumlah total nilai penerbitan tahun ini dan tahun lalu, kurang lebih sama.  Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan total nilai penerbitan yang tidak jauh berbeda menandakan justru ada minat penerbitan obligasi korporasi yang lebih besar dari tiap emiten.

"Korporasi melihat potensi permintaan akan besar sehingga mereka berani menerbitkan obligasi dengan nilai yang lebih besar dari tahun lalu," kata Ariawan.

Baca Juga: Para agen penjual SR012 optimistis penjualan mencapai target

Prospek penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun ini, Ariawan proyeksikan masih akan semarak karena optimistis daya serap atau permintaan investor akan obligasi korporasi tinggi. Apalagi, Ariawan juga mengamati, likuiditas pasar saat ini besar dan investor masih cenderung fokus melirik obligasi korporasi.

"Transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder dari Januari ke Februari juga mulai naik," kata Ariawan.

Karakteristik investor obligasi korporasi adalah hold to maturity atawa memegang obligasi korporasi hingga jatuh tempo. Ariawan mengatakan di tengah sentimen global yang cenderung memberi sentimen negatif ke pasar keuangan, yield obligasi korporasi yang cenderung lebih tinggi dari obligasi pemerintah akan cenderung diburu.

Baca Juga: Suku bunga turun, manajer investasi siapkan strategi mendongkrak reksadana pasar uang

"Investor obligasi korporasi mengharapkan cashflow dari kupon obligasi, saat yield SUN cenderung rendah justru obligasi korporasi sangat dinanti investor," kata Ariawan.

Dengan turunnya suku buga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate ke 4,75%, Ariawan mengatakan hal ini bisa menambah ketertarikan emiten dalam menerbitkan obligasi korporasi dengan biaya (cost of fund) yang lebih rendah.

Kompak, Nico mengatakan penerbitan obligasi korporasi di tahun ini diprediksi masih akan ramai karena terpicu tren penurunan yield obligasi di pasar sekunder. Yield turun karena kebijakan moneter BI yang akomodatif dengan menurunakan suku bunga acuan.

Selain itu, masih tingginya kebutuhan pendaan korporasi untuk proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur dan besarnya potensi refinancing akan menjadi pemacu peningkatan penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun ini.

Nico mencatat, nilai jatuh tempo obligasi korporasi di tahun ini mencapai Rp 104 triliun. Dengan asumsi nilai penerbitan obligasi korporasi yang berkisar antara 1,5 kali hingga 1,6 kali dari obligasi korporasi yang jatuh tempo, maka penerbitan obligasi korporasi di tahun ini diperkirakan mencapai Rp 150 triliun hingga Rp 170 triliun.

Baca Juga: Obligasi jatuh tempo di bulan Maret capai Rp 11,25 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×