Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
Prospek penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun ini, Ariawan proyeksikan masih akan semarak karena optimistis daya serap atau permintaan investor akan obligasi korporasi tinggi. Apalagi, Ariawan juga mengamati, likuiditas pasar saat ini besar dan investor masih cenderung fokus melirik obligasi korporasi.
"Transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder dari Januari ke Februari juga mulai naik," kata Ariawan.
Karakteristik investor obligasi korporasi adalah hold to maturity atawa memegang obligasi korporasi hingga jatuh tempo. Ariawan mengatakan di tengah sentimen global yang cenderung memberi sentimen negatif ke pasar keuangan, yield obligasi korporasi yang cenderung lebih tinggi dari obligasi pemerintah akan cenderung diburu.
Baca Juga: Suku bunga turun, manajer investasi siapkan strategi mendongkrak reksadana pasar uang
"Investor obligasi korporasi mengharapkan cashflow dari kupon obligasi, saat yield SUN cenderung rendah justru obligasi korporasi sangat dinanti investor," kata Ariawan.
Dengan turunnya suku buga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate ke 4,75%, Ariawan mengatakan hal ini bisa menambah ketertarikan emiten dalam menerbitkan obligasi korporasi dengan biaya (cost of fund) yang lebih rendah.
Kompak, Nico mengatakan penerbitan obligasi korporasi di tahun ini diprediksi masih akan ramai karena terpicu tren penurunan yield obligasi di pasar sekunder. Yield turun karena kebijakan moneter BI yang akomodatif dengan menurunakan suku bunga acuan.
Selain itu, masih tingginya kebutuhan pendaan korporasi untuk proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur dan besarnya potensi refinancing akan menjadi pemacu peningkatan penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun ini.
Nico mencatat, nilai jatuh tempo obligasi korporasi di tahun ini mencapai Rp 104 triliun. Dengan asumsi nilai penerbitan obligasi korporasi yang berkisar antara 1,5 kali hingga 1,6 kali dari obligasi korporasi yang jatuh tempo, maka penerbitan obligasi korporasi di tahun ini diperkirakan mencapai Rp 150 triliun hingga Rp 170 triliun.
Baca Juga: Obligasi jatuh tempo di bulan Maret capai Rp 11,25 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News