kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Suku Bunga The Fed Naik, IHSG Masih Berpotensi Menguat di Jangka Panjang


Jumat, 24 Maret 2023 / 16:12 WIB
Suku Bunga The Fed Naik, IHSG Masih Berpotensi Menguat di Jangka Panjang
ILUSTRASI. IHSG masih berpotensi menguat hingga tutup tahun 2023.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed), kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada Rabu (22/3). Dengan kenaikan terbaru ini, suku bunga Fed Funds Rate berada pada rentang 4,75%-5%. Kenaikan ini merupakan yang kesembilan kalinya yang dilakukan The Fed dalam upaya menurunkan inflasi.

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed sesuai dengan ekspektasi. Dia menambahkan bahwa kenaikan suku bunga sudah hampir berakhir dan kemungkinan hanya perlu satu kali lagi kenaikan di tahun 2023. 

The Fed menekankan bahwa tingkat suku bunga sudah mendekati puncak. Pasar sudah mulai berspekulasi akan ada pemangkasan tingkat suku bunga jika kondisi inflasi sudah terkontrol.

"Dampak ke IHSG seharusnya untuk secara jangka panjang cukup baik. Walaupun untuk short term, volatilitas dan fluktuasi dan perhatian pasar sudah lebih berkurang," kata Guntur kepada Kontan.co.id, Jumat (24/3).

Baca Juga: IHSG Melonjak 1,06% ke 6.762 pada Jumat (24/3), AKRA, BBTN, GOTO Top Gainers LQ45

Menurut Guntur tingkat kenaikan suku bunga akan membuat pasar saham volatile dan berfluktuasi. Alhasil, kenaikan suku bunga dapat memberikan tekanan di pasar saham. Tetapi, faktor yang mempengaruhi pasar saham sangat banyak dan dinamis. Pergerakan tingkat suku bunga hanya satu dari banyak faktor lainnya.

Kondisi pasar dinamis dapat membuat minat investor untuk berinvestasi menurun. Terlihat dari kondisi pasar saham yang berfluktuasi dalam beberapa waktu terakhir, terutama dengan bangkrutnya tiga bank regional di AS dan kenaikan suku bunga The Fed.

Guntur mengatakan bahwa banyak investor yang memperkirakan kenaikan suku bunga dapat menyebabkan krisis bank menjadi sistemik. Akan tetapi, The Fed dalam menaikkan tingkat suku bunga sudah sesuai data dan evaluasi yang mendalam.

Baca Juga: Menghijau, Harga Saham GOTO dan BBCA Kompak di Perdagangan Bursa Jumat (24/3)

Guntur menyarankan investor dapat masuk secara bertahap pada instrumen saham dengan valuasi yang lebih atraktif. IHSG berpotensi menguat, mengingat kondisi perekonomian di Indonesia cukup resilient, neraca dagang masih surplus, dan inflasi terkendali.

"IHSG pada akhir 2023 diharapkan bisa naik di atas level 7.200," kata Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×