Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,25% atau 17,122 poin ke 6.856,58 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (24/2). Tapi, IHSG justru turun 0,57% dalam sepekan terakhir. Pergerakan utama IHSG masih dipengaruhi oleh perhatian investor pada sikap hawkish Federal Reserve.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pada pekan ini pasar saham masih dipengaruhi oleh sentimen dari global. Perhatian investor masih tertuju pada sikap kebijakan moneter The Fed.
“Nampaknya (The Fed) masih akan mempertahankan kenaikan suku bunganya untuk menurunkan inflasi hingga target yang ingin dicapai yakni di 2%,” kata Herditya.
Dia memperkirakan, prospek hawkish dari bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan mempengaruhi pasar di pekan depan. Selain itu, pasar saham domestik juga akan menunggu rilis inflasi Indonesia bulan Februari.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.856 Jumat (24/2), BMRI, ESSA, TLKM Paling Banyak Net Buy Asing
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian pun sepakat bahwa rilis risalah rapat The Fed pada tengah pekan ini menjadi penggerak pasar saham. Rio menilai, pasar nampaknya mulai menimbang kondisi The Fed Rate yang hampir mencapai level puncak meski masih terdapat potensi kenaikan dalam beberapa FOMC mendatang.
“Hal ini ditunjukkan dengan rebound pada saham-saham rate-sensitive, terutama bank, properti dan real estate,” kata Rio.
Selain itu, ekspektasi rebound harga komoditas seiring ekspektasi pemulihan permintaan komoditas dari Eropa berpotensi menopang rebound pada saham-saham di sektor energi.
Baca Juga: IHSG Naik 0,25% ke 6.856 Hari Ini (24/2), ESSA, MEDC, KLBF Top Gainers LQ45
Rio memprediksi kinerja keuangan tahunan 2022 dari emiten di BEI diperkirakan masih menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan. Dari dalam negeri pelaku pasar juga mengantisipasi data inflasi dan indeks manufaktur Indonesia di Februari 2023.
“Sementara dari eksternal, ekspektasi kembalinya indeks manufaktur Tiongkok ke batas ekspansif (50) di Februari 2023 diperkirakan turut menentukan pergerakan IHSG,” tambah dia.
Senada dengan kedua analis, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai bahwa pelaku pasar mencermati risalah The Fed periode Januari dan komentar usulan berbagai anggota The Fed terkait kenaikan suku bunga.
“Di sisi lain pelaku pasar juga mencermati perkembangan konflik geopolitik Rusia setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Ukraina dan petinggi Cina mengunjungi Rusia,” ujar Cheril.
Baca Juga: IHSG Naik 0,39% ke Level 6.866,38 pada Sesi Pertama, Jumat (24/2)
Cheril khawatir hal ini berdampak bagi berbagai negara. Namun Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas energi seperti batubara dan minyak sehingga meminimalkan koreksi yang terjadi.
Prediksi Cheril, Di pekan depan pasar juga akan mencermati sentimen tersebut terlebih hari ini diperkirakan Presiden China Xi Jinping akan menyampaikan pidato di Rusia.
“Pekan depan ada data penjualan rumah, pemesanan barang tahan lama dan IKK AS, ini juga jadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News