Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
“Sekarang tinggal, bagaimana emiten semen bisa meningkatkan kinerja penjualan melalui kerjasama dengan pengembang-pengembang properti sehingga bisa meningkatkan penjualan,” terang Nafan kepada Kontan.co.id.
Hal ini diamini oleh Sekretaris Perusahaan Indocement, Antonius Marcos. Dia bilang, penurunan suku bunga BI dapat menjadi katalisator yang baik bagi industri property dan juga industri semen secara tidak langsung.
Baca Juga: Saham BUMN tertekan sejak awal tahun, begini saran analis
“Kami optimis ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri semen,” ujar Antonius kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3). Asal tahu, tahun ini konstituen Indeks Kompas100 ini mengincar pertumbuhan penjualan semen hingga 3%-4%.
Sukarno mengatakan, saat ini secara valuasi, Price to Book Value (PBV) saham emiten semen sudah terdiskon. Nmaun, Sukarno tetap merekomendasikan wait and see untuk saham-saham emiten semen.
“Jikapun ingin membeli, hanya sebatas trading saja. Kalau untuk jangka menengah harga saham belum bisa terkonfirmasi untuk uptrend lagi,” sambung dia.
Baca Juga: Masih berekspansi, emiten operator telekomunikasi siapkan capex triliunan
Memang, secara year-to-date, saham-saham emiten semen masih memberikan return negatif. Secara ytd, saham SMGR tumbuh -8,96%, saham INTP -26,15%, saham SMCB – 22,88%, dan saham SMBR -36,36%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News