Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan penerbitan surat utang (obligasi) korporasi tahun ini berada dalam kisaran Rp 148,15 triliun hingga Rp 169,05 triliun. Pefindo menyebut, potensi peningkatan emisi obligasi ini terutama karena kebutuhan refinancing tahun ini yang lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto mengatakan, kebutuhan refinancing atau pembiayaan utang yang jatuh tempo akan lebih tinggi pada tahun 2024. Nilai surat utang yang jatuh tempo pada 2024 senilai Rp 153,1 triliun. Sementara surat utang jatuh tempo tahun lalu mencapai Rp 126,9 triliun.
Melansir data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kamis (22/2) sejumlah emiten memiliki obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat ini. PT Indosat Tbk (ISAT) memiliki obligasi berkelanjutan III tahap I tahun 2019 yang jatuh tempo pada 5 Maret 2024 sebesar Rp 185 miliar.
Kemudian, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga memiliki obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2021 seri B, obligasi tersebut jatuh tempo pada 26 Maret 2024 sebanyak Rp 940,40 miliar.
Lalu PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) memiliki obligasi I properti tahun 2021 seri B, jatuh temponya pada 20 Mei 2024 sebesar Rp 9 miliar, PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) memiliki obligasi berkelanjutan I tahap III tahun 2019 seri B jatuh tempo pada 19 Maret 2024 senilai Rp 16 miliar.
Terakhir, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memiliki obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2019 seri B, jatuh tempo obligasi ini pada 25 Juni 2024 yang sebesar Rp 473,50 miliar.
Baca Juga: Kinerja Pulp and Paper (INKP) Diproyeksi Positif, Simak Rekomendasi Analis
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas melihat prospek obligasi korporasi tahun ini diprediksi tetap positif yang didorong oleh beberapa faktor. Pemulihan ekonomi yang akan mendorong kinerja emiten dan meningkatkan kemampuan mereka untuk membayar utang.
"Kemudian, potensi penurunan suku bunga secara bertahap sepanjang tahun 2024, sehingga menurunkan biaya dana bagi emiten. Selanjutnya kebutuhan pendanaan korporasi yang cukup besar untuk sehingga penerbitan obligasi menjadi pilihan yang menarik," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).
Tren pemilihan obligasi sebagai sumber pendanaan diperkirakan akan meningkat di tahun 2024. Karena biaya dana obligasi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman bank.
Baca Juga: Suntikan PMN Diharapkan akan Bantu Wijaya Karya (WIKA) Selesaikan PSN
"Selain itu, jangka waktu obligasi yang lebih panjang sehingga dapat memberikan kepastian pendanaan bagi perusahaan. Kemudian permintaan investor yang tinggi terhadap obligasi korporasi," tuturnya.
Persaingan di pasar obligasi yang semakin sengit akan mendorong emiten untuk menawarkan obligasi dengan tingkat kupon yang lebih menarik. Namun, emiten dengan fundamental yang lemah akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan di pasar obligasi.
Penurunan suku bunga diperkirakan akan mendorong tren penerbitan obligasi. Dengan alasan biaya dana obligasi akan menjadi lebih murah dan permintaan investor terhadap obligasi akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News