kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.149   51,00   0,31%
  • IDX 7.068   84,02   1,20%
  • KOMPAS100 1.055   14,87   1,43%
  • LQ45 830   12,78   1,56%
  • ISSI 214   1,72   0,81%
  • IDX30 423   6,78   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,73   1,54%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,57   0,46%
  • IDXQ30 141   1,92   1,38%

Melandainya Suku Bunga Bisa Mendorong Penerbitan Obligasi Korporasi pada 2024


Kamis, 16 November 2023 / 14:09 WIB
Melandainya Suku Bunga Bisa Mendorong Penerbitan Obligasi Korporasi pada 2024
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga acuan diharapkan bisa mendorong penerbitan obligasi korporasi lebih ramai di tahun 2024. Suku bunga rendah bukan hanya membuat ongkos penerbitan lebih irit, namun juga mendorong roda perekonomian.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5% pada tahun depan diharapkan berdampak positif ke pasar obligasi. Tahun depan dilihat sebagai momentum untuk suku bunga acuan kembali melandai.

“Dengan suku bunga turun atau paling tidak melandai, maka ekonomi akan bergerak kembali sehingga memacu penerbitan obligasi korporasi,” ucap Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Ramdhan mengatakan, penurunan suku bunga mungkin akan bertahap karena perubahan acuan suku bunga dampaknya sangat sensitif kepada sektor riil ataupun moneter. Apalagi, Bank Indonesia (BI) mesti memperhatikan setiap langkah The Fed sebagai acuan di pasar global.

Baca Juga: Didorong Sentimen Pemilu, Penerbitan Obligasi Korporasi Diramal Semarak Tahun Depan

“Perekonomian yang tidak dikekang lagi suku bunga tinggi seharusnya bisa mengangkat geliat industri reksadana, asuransi ataupun dana pensiun. Jika dana kelolaan industri tersebut meningkat maka keperluan obligasi korporasi khususnya juga akan meningkat,” tambahnya.

Ramdhan berujar, kondisi suku bunga tinggi memang telah mempengaruhi minat korporasi untuk menerbitkan surat utang. Bukan hanya dari sisi penyerapan berpotensi lebih rendah karena ekonomi sedang melambat, namun dari sisi biaya pengeluaran atau cost of fund (CoF) memang lebih mahal.

Di sepanjang tahun ini, yield SBN Tenor 10 Tahun sebagai acuan sudah mengalami fluktuasi yang berulang. Dalam sepekan ini yield SBN baru kembali lagi bergerak di bawah 7% setelah sinyal The Fed sudah usai dengan kenaikan suku bunga.

Oleh karena itu, lanjut Ramdhan, fluktuasi di pasar telah mempengaruhi keaktifan emiten ataupun perusahaan dalam menerbitkan surat utang di sepanjang tahun ini. Namun, akhir tahun diharapkan yield bisa kembali turun menuju level 6,5%-6,7% seiring suplai SBN yang kian terbatas dan perkembangan di pasar global.

Adapun PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan total penerbitan obligasi korporasi hingga akhir tahun ini sekitar Rp 122,48 triliun - Rp 137,57 triliun. Realisasi penerbitan surat utang korporasi per akhir pekan lalu yakni tanggal 10 November 2023 telah mencapai Rp 114,37 triliun.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto menuturkan, ini artinya masih terdapat potensi penerbitan lagi hingga akhir tahun 2023. Dimana sebagian besar surat utang korporasi yang bakal diterbitkan di sisa tahun ini digunakan untuk kebutuhan modal kerja.

“Kami mengekspektasikan setidaknya akan ada penambahan Rp 8 triliun lagi surat utang korporasi yang diterbitkan,” kata Darto saat dihubungi Kontan.co.id, kemarin.

Darto tidak melihat adanya penambahan signifikan dalam penerbitan surat utang korporasi di sisa tahun 2023. Namun nominal penerbitan tahun ini masih sejalan dengan jumlah total surat utang jatuh tempo di tahun 2023 sekitar Rp 126,9 triliun.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Mencapai Rp 137 Triliun Hingga Akhir 2023

Kendati prospek suku bunga diekspektasikan sudah mencapai puncak, namun masih sangat berisiko bagi perusahaan untuk menawarkan surat utang saat ini. Sebab, suku bunga Bank Indonesia (BI) masih berada di posisi yang relatif tinggi yang bisa memperbesar ongkos penerbitan.

Sementara itu, Darto meyakini adanya potensi penerbitan obligasi korporasi tahun depan bakal lebih ramai dibandingkan tahun 2023. Hal itu sejalan dengan jumlah surat utang korporasi yang akan jatuh tempo di tahun 2024.

Berdasarkan data Pefindo per akhir Oktober, nilai jatuh tempo surat utang tahun 2024 adalah sebesar Rp 146,12 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2023 ini yang hanya sebesar Rp 126,89 triliun dan tertinggi kedua setelah kedua setelah tahun 2022 lalu yang mencapai Rp 155,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×