Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga The Fed diperkirakan akan segera turun pada pekan ini. Belum pasti berapa jumlah penurunan suku bunga yang akan dilakukan The Fed, tetapi pasar saat ini menantikan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan menurunkannya sebesar 50 basis poin (bps)
Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina melihat, ada kemungkinan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sampai 50 bps di bulan September ini. Kemungkinan besarnya, The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps di bulan September.
Alasannya, karena angka inflasi inti AS masih naik, sehingga The Fed mungkin masih akan hati-hati dan konservatif dalam menurunkan suku bunga.
Baca Juga: Penjualan Mobil Bergairah, Prospek Emiten Komponen Otomotif Makin Cerah?
“Ekonomi AS lagi sedang tidak baik-baik saja, (jika penurunan suku bunga sampai 50 bps) bisa jadi bumerang,” ujarnya saat ditemui Kontan, Kamis (12/9).
Martha memproyeksikan, IHSG bisa naik hingga level 7.915 di akhir tahun 2024. Dengan adanya potensi penurunan suku bunga The Fed, saham yang akan terdampak sentimen positif adalah sektor perbankan dan ritel.
Prediksi itu dapat terealisasi ketika kebijakan pemangkasan suku bunga direalisasikan Bank Indonesia (BI) juga sebelum akhir tahun ini. Penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
“Inflasi yang terkendali dan suku bunga yang lebih rendah akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Dengan kredit konsumsi yang diproyeksikan meningkat, akan berdampak langsung pada penguatan beberapa sektor, termasuk sektor ritel dan perbankan,” katanya.
Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Pilihan Saham di Pekan FOMC The Fed dan RDG BI
Konsumsi rumah tangga, yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, diproyeksikan akan menguat pada kuartal IV 2024. Pemangkasan suku bunga dan peningkatan kepercayaan konsumen akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif melakukan pembelian barang dan jasa.
"Sektor ritel, khususnya segmen barang konsumsi, fashion, dan elektronik, diprediksi akan mendapatkan keuntungan signifikan dari tren ini,” ujar Martha menjelaskan.
Martha pun merekomendasikan investor untuk melirik saham BMRI, BBCA, dan BBRI dari sektor perbankan. Sementara, dari sektor ritel, Martha menyarankan investor melirik ASII, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada melihat, keputusan pemangkasan suku bunga The Fed masih akan bergantung pada penilaian mereka sesuai dengan perilisan data-data ekonomi selanjutnya.
Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Dipangkas, Cermati Saham Rekomendasi Analis
“Banyak yang memperkirakan penurunannya sebanyak tiga kali di tahun 2024 yang dimulai pada September ini. Namun, dilihat saja nanti akan seperti apa,” ujarnya kepada Kontan, Sabtu (14/9).
Penurunan suku bunga itu diharapkan bisa berdampak positif ke kinerja pasar saham domestik. Akan tetapi, arah bursa nantinya juga dipengaruhi sentimen lainnya, seperti rilis data-data kinerja keuangan emiten, faktor geopolitik, harga komoditas, dan lainnya.
Jika sentimen lainnya itu tak sesuai harapan pasar, bisa jadi kinerja bursa domestik melemah meskipun ada sentimen penurunan suku bunga The Fed.