kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sudah turun 14%, Analis: Saham Merck (MERK) jadi kurang menarik


Senin, 17 Desember 2018 / 21:55 WIB
Sudah turun 14%, Analis: Saham Merck (MERK) jadi kurang menarik
ILUSTRASI. Merck Indonesia Tbk


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Merck Tbk (MERK) telah turun cukup dalam pada perdagangan hari ini, Senin (17/12) sebesar 14% ke level Rp 6.450 per saham. Penurunan harga saham MERK merupakan salah satu respon pasar terkait revisi dividen yang dilakukan.

Sebelumnya MERK berencana membagikan dividen sebesar Rp 3.260 per saham atau sebesar 1,46 triliun. Namun MERK melakukan revisi menjadi Rp 2.565 per saham atau sebesar Rp 1,14 triliun.

Dengan nilai dividen tersebut, maka dividen yield yang akan dibagikan MERK tercatat cukup besar yakni 39,76%. Pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2017, sebelumnya MERK sepakat membagikan dividen sebesar Rp 260 per saham atau dividen yield sekitar 10%.

Melihat kondisi ini, Senior Analis Kresna Sekuritas Franky Rivan menilai untuk mengoleksi saham yang akan membagikan dividen maka perlu mempertimbangkan dividen yield. Semakin besar maka akan semakin baik.

“Kalau kita lihat misalnya dividen yield 5% maka ekspektasi sampai cumdate akan naik 5% (harga saham). Kalau tidak naik maka kita hold sampai ex date baru dapat dividen yield 5%. Kita mesti lihat di sana,” ujar Franky saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (17/12).

Terkait penurunan harga saham MERK menurut Franky hal tersebut wajar saja terjadi karena memang ekspektasi pasar sebelumnya sudah tinggi sebelum terjadinya revisi.

“Kalau sudah turun hingga 14% (harga saham) kayaknya sudah tidak oke karena dividen yield sudah terkena wipe out dari penurunan tersebut,” ujar Franky.

Berdasarkan laporan keuangan MERK pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/12), laba MERK per November 2018 naik signifikan menjadi Rp 1,20 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 181,12 miliar. Naiknya laba tersebut dikarenakan adanya penjualan aset tetap sebesar Rp 1,45 triliun.

Sebelumnya diinformasikan, MERK menjual lini usaha consumer health. Segmen usaha tersebut akan dialihkan kepada PT Procter & Gamble Home Products Indonesia (P&G). Nilai transaksi divestasi unit usaha ini ditaksir mencapai Rp 1,38 triliun.

Padahal, pada laporan keuangan kuartal III-2018, laba bersih MERK tergerus 8%, dari Rp 150 miliar di sembilan bulan pertama tahun 2017 menjadi Rp 138 miliar di periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut salah satunya terjadi karena kenaikan beban penjualan 5,5% dari Rp 218 miliar di kuartal tiga tahun lalu menjadi Rp 230 miliar di triwulan ketiga tahun 2018 ini.

Di sisi lain, terdapat kenaikan lain pada pos pajak. Beban pajak penghasilan tiba-tiba naik menjadi Rp 407,53 miliar. Pada di laporan kuartal III 2018 hanya sebesar Rp 51,21 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×