kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sucorinvest: Peminat reksadana kian banyak


Rabu, 01 Oktober 2014 / 19:02 WIB
Sucorinvest: Peminat reksadana kian banyak
ILUSTRASI. Presiden Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tren investasi pada produk reksadana terus mengalami peningkatan. Hal ini disampaikan manajemen PT Sucorinvest Aset Management (SAM) setelah melakukan pengumpulan data dalam tiga tahun terakhir.

"Mulai banyak yang paham jika produk reksadana dapat memberikan imbal hasil menarik," ujar Direktur SAM Juntrihary M. F, disela kegiatan peluncuran produk reksadana Sucorinvest Maxi Fund, Rabu (1/10).

Menurutnya, dalam kurun waktu tiga tahun tersebut, pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) manajer investasi secara keseluruhan sebesar 32,5%. Adapun pertumbuhan AUM reksadana saham mencapai 51,4%.

Nah, pertumbuhan AUM yang dimiliki SAM terbilang moncer, angkanya mencapai 66%. Posisi terakhir AUM SAM sendiri hingga Akhir September lalu Rp 3,45 triliun. Sementara, pertumbuhan Unit Penyertaan (UP) SAM mencapai 549%.

Namun, seharusnya angka tersebut bisa menjadi lebih maksimal jika masyarakat yang melek investasi di pasar modal lebih banyak. Soal pemahaman memang masih menjadi batasan, termasuk mengenai keamananĀ bertransaksi di pasar modal.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Sucorinvest Central Gani, Ratih D. Item menjelaskan, masih banyak masyarakat yang takut duitnya akan kandas jika sewaktu-waktu manajer investasi yang bersangkutan bermasalah. Rasa takut seperti ini wajar mengingat ada sejumlah penggelapan dana dengan skema investasi seperti ini. Tapi, bukan berarti hal itu ditanggapi secara berlebihan dan menjadi menutup wawasan untuk pasar modal, dalam hal ini reksadana.

Sebab, duit nasabah tidak dipegang oleh manajer investasi melainkan di bank kustodi. Jadi, meskipun manajer investasi berkali-kali menawarkan produk baru, tapi duit nasabah itu tidak masuk ke manajer investasi. Duit nasabah tersebut masuk ke bank kustodi yang juga merupakan bank-bank besar.

"Jadi, andai pun skenario terburuknya manajer investasi itu ditutup karena sesuatu, duit nasabah masih tetap aman karena dititipkan di bank kustodi," pungkas Ratih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×