kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini nih, jeroan Maxi Fund racikan Sucorinvest


Rabu, 01 Oktober 2014 / 16:00 WIB
Begini nih, jeroan Maxi Fund racikan Sucorinvest
ILUSTRASI. Ilustrasi Ethereum . REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Sucorinvest Aset Management (SAM) baru saja meluncurkan meluncurkan produk terbarunya, Maxi Fund. Reksadana ini murni reksadana saham, dengan penempatan di efek ekuitas minimal 80%.

"Jadi, ini cocok untuk mereka yang menginginkan return yang lebih tinggi, tentunya dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula," tandas Fund Manager SAM Jemmy Paul, Rabu (1/10).

Produk ini memfokuskan alokasi dana di tiga sektor, yaitu perbankan, infrastruktur, dan komoditas. Untuk persentasenya, sebesar 20% portofolio di dalam Maxi Fund akan diputar di sektor perbankan, 20% di sektor komoditas, dan 20%-25% di sektor infrastruktur. Selebihnya, kebijakan investasinya disesuaikan dengan tren sektor tertentu yang sedang meningkat.

Jemmy menjelaskan, meski secara makro sektor perbankan sedang diberatkan isu perlambatan likuiditas, saham-saham di sektor ini masih menjadi saham-saham big cap. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering bergerak searah dengan saham perbankan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi beberapa contoh saham yang bakal dikelola dalam produk Maxi Fund.

Lalu, sektor infrastruktur. Jemmy melihat bakal ada akselerasi kinerja sektor infrastruktur jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan. Sebab, dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi bisa dialihkan untuk realisasi percepatan pembangunan infrastruktur.

Hal ini otomatis merupakan katalisator positif bagi sektor infrastruktur, termasuk jasa konstruksi didalamnya seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). "Order book mereka akan semakin meningkat, kinerjanya akan lebih baik, ini merupakan katalis positif," imbuh Jemmy.

Sementara, jika berbicara sektor komoditas, sektor ini memang sangat elastis jika dilanda sentimen penurunan permintaan dan fluktuasi kurs. Tapi, apa pun kondisinya, sektor ini termasuk kebal mengingat komoditas, seperti CPO, merupakan kebutuhan dasar manusia, yang permintaannya akan terus ada. Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menjadi salah satu saham yang bakal dikelola dalam kebijakan investasi Maxi Fund.

Pada dasarnya, Maxi Fund merupakan pengembangan dari reksadana unggulan SAM sebelumnya, yakni Flexi Fund yang memiliki kebijakan investasi minimal 0% dan maksimal 75% di efek saham. Nah, dengan menggunakan benchmark Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rata-rata return yang diberikan Flexi Fund antara 3% hingga 5% diatas IHSG.

Mengingat Maxi Fund cenderung lebih murni reksa dana saham, maka Jemmy optimistis produk ini bisa melewati angka benchmark yang lebih besar. Karena akhir tahun tinggal beberapa bulan lagi, maka diproyeksikan return Maxi Fund 5% diatas IHSG dengan asumsi IHSG akhir tahun nanti mencapai level 5.300.

"Tapi, untuk tahun depan, return Maxi Fund kami harapkan minimal 20% diatas IHSG," pungkas Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×