Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memaparkan sejumlah strategi untuk menghadapi kondisi kelebihan pasokan (oversupply) di industri semen Tanah Air.
Direktur SMGR Subhan mengatakan, saat ini kondisi industri semen domestik masih kelebihan kapasitas. Di sisi lain, persaingan di industri semen juga sangat ketat.
Alhasil, SMGR melakukan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat posisi perseroan di pasar semen domestik sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.
Baca Juga: Suku Bunga Diproyeksikan Turun, Begini Respons Semen Indonesia (SMGR)
Saat ini, konsentrasi pasar SMGR masih terpusat di Jawa dan Sumatra. Permintaan semen pun masih terkontraksi 0,9% secara tahunan alias year on year (yoy).
“Kapasitas nasional juga overcapacity, yaitu sekitar 122 juta ton. Padahal, permintaannya di tahun ini sekitar 64 juta - 65 juta ton,” ujarnya dalam paparan publik, Jumat (30/8).
Strategi pertama yang dilakukan SMGR dalam menghadapi kondisi ini adalah melakukan diversifikasi produk, seperti mengembangkan produk solusi dan interlock brick.
Kedua, SMGR gencar menjual produk semen hijau. Ketiga, mengembangkan kanal untuk meningkatkan distribusi. Keempat, melakukan kampanye untuk meningkatkan brand awareness.
Baca Juga: Saham Perbankan Pelat Merah Ini Banyak Ditadah Asing Saat IHSG Turun Kemarin
Strategi SMGR menyasar pasar semen hijau dilakukan demi merespons perubahan perilaku konsumen yang lebih banyak tertarik pada produk ramah lingkungan. “Kami akan terus melakukan kampanye agar positioning SMGR lebih baik,” ungkapnya.
Di sisi lain, SMGR juga masih terus melakukan ekspor agar utilisasi pabrik tetap optimal. Di semester I, total ekspor SMGR mencapai 16%-17% dari total volume penjualan.
“Namun, pasar semen global juga masih terkontraksi, terutama di Bangladesh yang kondisi politiknya kurang baik. Tetapi, kami punya pasar tujuan baru, yaitu Amerika Serikat (AS),” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News