Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pacific Capital Investment baru saja meluncurkan produk reksadana saham bertajuk Reksa Dana Pacific Equity Progresif Fund II beberapa waktu lalu. Di tengah ketidakpastian global saat ini, manajemen investasi bakal fokus menyasar sektor komoditas dan konsumer untuk mencetak imbal hasil maksimal.
Felix Sindhunata, Investment Strategist PT Pacific Capital Investment bilang, pihaknya ingin memberikan potensi pertumbuhan modal dan imbal hasil dalam jangka panjang pada efek yang bersifat ekuitas dengan kapitalisasi kecil dan menengah.
Nantinya, sekitar 80% - 100% dana kelolaan tersebut akan ditempatkan pada instrumen saham, 0% - 20% pada efek yang bersifat utang, sementara 0% - 5% akan ditempatkan pada obligasi korporasi (non public listing).
Felix bilang, dalam pemilihan saham, pihaknya bakal menggunakan pendekatan top-down. "Kita lihat dulu secara makro kondisi globalnya bagaimana. Karena keadaan global akan memengaruhi kita dalam menentukan sektor, baru memilih emiten," ujarnya melalui pesan tertulis kepada KONTAN, Kamis (20/4).
Adapun saat ini, manajemen tengah fokus pada sektor komoditas dan konsumer. Menurut Felix, harga minyak dan batubara yang sedang dalam tren pemulihan bakal mendongrak kinerja sektor batubara ke depan.
Selain itu, sektor konsumer juga menjadi andalan karena 50% perekonomian Indonesia ditopang oleh sektor tersebut. Manajemen pun bakal melakukan trading. "Kita sudah punya target. Ketika kita sudah mencapai target dan ada kesempatan untuk jual, tidak menutup kemungkinan untuk kita jual dan beli lagi di bawah," ungkapnya.
Dia menambahkan, produk ini ditujukan bagi investor institusi maupun ritel dengan profil moderat agresif. Felix bilang, pihaknya menargetkan imbal hasil hingga 5% di atas IHSG. "Sampai akhir tahun kami memprediksi IHSG bisa mencapai 12% - 13%," katanya.
Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama menilai target imbal hasil hingga 5% tersebut sangat mungkin untuk dicapai. Hanya saja, diperlukan strategi yang lebih agresif untuk mencapai target tersebut. Namun strategi yang lebih agresif dapat memunculkan risiko yang lebih besar. "Ini yang harus dipertimbangkan investor," ungkap Edbert kepada KONTAN, Kamis (20/4).
Faktor ketidakpastian global bakal menjadi sentimen yang memegaruhi kinerja reksa dana saham ke depan. Bagi Anda yang ingin bergabung, manajemen mematok biaya minimum investasi sebesar Rp 1.000.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News