Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Mengetahui jangka waktu berapa lama berinvestasi bisa menghindarkan dari kegagalan investasi. Mengapa demikian? Karakteristik setiap jenis reksa dana berbeda-beda. Semakin pendek jangka waktu investasi, sebaiknya semakin konservatif atau aman produk yang dipilih, seperti reksadana pendapatan tetap.
"Setiap investasi selalu ada risiko. Semakin tinggi investasi, semakin tinggi pula risikonya," ucap Sriwidjaja.
Pelajari juga karakter diri sendiri. Apakah masuk tipe investor moderat, konservatif atau spekulatif. Kemudian, pilihan investasi yang diambil apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek.
Terakhir, jangan simpan telur dalam satu kerajang. Artinya, dalam berinvestasi, investor harus menyebarkan investasi ke dalam beberapa produk dan portofolio, agar dapat meminimalkan risiko. Pilih produk reksadana paling pas dengan profil risiko dan kebutuhan.
Toh, meski pasar terkoreksi, Sriwidjaja juga menyarankan agar tidak buru-buru keluar dari pasar kendati volatilitas tengah meningkat.
Pasalnya, koreksi saat ini lebih disebabkan sentimen negatif percepatan pertumbuhan ekonomi AS, yang berujung pada melemahnya rupiah. Selain itu, ekonomi Indonesia diyakini masih tumbuh lebih dari 5%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yang diperkirakan tumbuh 3% tahun ini.
"Lebih baik, investor juga kembali mempelajari isi portofolio dan tujuan investasinya. Selalu jadikan data fundamental ketika membuat keputusan investasi," tegas Sriwidjaja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News