Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tambang milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) masih membentangkan rencana ekspansi di bisnis batubara maupun non-batubara. CUAN juga mulai memetik hasil dari akuisisi yang dilakukan pada tahun ini.
Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi, Michael mengungkapkan sumber pendapatan CUAN telah terdiversifikasi. Dia membandingkan, sepanjang tahun 2023 pendapatan 100% bersumber dari penjualan batubara.
Sedangkan pada semester I-2024, CUAN telah meraup pendapatan dari bisnis lain, yakni rekayasa konstruksi (30%), kontraktor pertambangan (28%) dan jasa (4%). Penjualan batubara masih dominan dengan porsi 38%.
Baca Juga: Sinergi dengan CUAN, Petrosea (PTRO) Beberkan Rencana Ekspansi dan Peluang Akuisisi
Secara komoditas, pada tahun lalu CUAN hanya mengandalkan batubara termal. Sementara pada semester I-2024 bauran komoditas CUAN sudah beragam, yakni 56% dari batubara termal, 27% emas dan tembaga, 11% batubara metalurgi, serta 7% minyak dan gas.
"Melalui strategi bisnis, kami telah mendiversifikasi pendapatan," kata Michael dalam paparan publik, Rabu (23/10).
Pada semester I-2024, pendapatan dan laba bersih CUAN melonjak signifikan. Pendapatan melejit 348,43% secara tahunan (YoY) dari US$ 69,09 juta menjadi US$ 309,69 juta. Sementara laba bersih mendaki setinggi 163,31% (YoY) dari US$ 11,23 juta menjadi US$ 29,57 juta.
Direktur Petrindo Jaya Kreasi, Kartika Hendrawan mengungkapkan lonjakan kinerja CUAN terutama didorong oleh dua faktor.
Baca Juga: Diversifikasi Produk, Petrindo (CUAN) Garap Segmen Coking Coal
Pertama, PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) yang telah terkonsolidasi. Kedua, total volume penjualan batubara secara konsolidasi naik sekitar 314% (YoY) dari 375.000 ton menjadi 1,5 juta ton.
Kartika bilang, bisnis batubara masih prospektif dengan permintaan yang masih terjaga. Apalagi, level harga batubara masih terbilang tinggi dibandingkan rata-rata harga pada tahun 2014-2021.
"(Harga batubara) saat ini new normal setelah 2022 terjadi anomali karena situasi geopolitik. Ke depannya dari lini bisnis pertambangan batubara kami cukup optimistis," kata Kartika.
Dus, CUAN pun akan terus menggali potensi cuan dari bisnis batubara. Tidak hanya batubara jenis termal, CUAN juga menggenjot kontribusi batubara metalurgi (coking coal) melalui dua anak usahanya, yakni MUTU dan PT Daya Bumindo Karunia (DBK).
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Kucurkan Rp 6 Triliun untuk Proyek Baru & Ekspansi Bisnis
Produksi batubara metalurgi MUTU telah mulai dilakukan pada Agustus lalu, dengan pengiriman pertama kepada pembeli pada bulan September 2024. Sedangkan DBK akan memulai proses first cut di tahun ini, dengan proyeksi produksi komersial pada tahun 2025.