kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi BEI dan KSEI untuk kejar target 3,25 juta investor pada 2020


Senin, 23 Desember 2019 / 21:52 WIB
Strategi BEI dan KSEI untuk kejar target 3,25 juta investor pada 2020
ILUSTRASI. Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/8/2019). Strategi BEI dan KSEI untuk kejar target 3,25 juta investor pada 2020.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah keseluruhan investor pasar modal bisa tumbuh 20%-25% secara tahunan, dari akhir 2019 ini sebanyak 2,6 juta Single Investor Identification (SID).

Dengan begitu, hingga akhir tahun depan, BEI berharap jumlah SID pasar modal bisa mencapai 3,12 juta-3,25 juta SID.

Baca Juga: Tahun 2020, suku bunga acuan The Fed diprediksi melandai di level 2%

Saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (20/12), Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, jumlah investor pasar modal telah mendekati angka 2,6 juta tersebut. Hal ini sejalan dengan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang mencatat per 29 November 2019, jumlah SID pasar modal adalah sebanyak 2,4 juta.

Pada kesempatan yang sama, Hasan menyatakan bahwa SID saham per Jumat (20/12) sudah mencapai 1,1 juta SID. "Nah, kami harapkan dalam tiga hari kerja ke depan, kami bisa mencatatkan untuk pertama kalinya penambahan SID saham dalam satu tahun melampaui angka 250.000. Hanya kurang 1.000 SID lagi," ucap dia.

Di samping meningkatkan jumlah investor, BEI juga menargetkan memperbanyak jumlah SID aktif saham sebanyak 20%-25% tahun depan. Sebagai gambaran, dari 1,1 juta SID saham, hanya 15% atau sekitar 120.000 yang aktif melakukan transaksi di BEI setiap bulannya.

"Dengan begitu, bukan hanya kuantitasnya yang bertambah, tapi juga kualitasnya," kata dia.

Baca Juga: Indo Tambangraya Megah (ITMG) Berupaya Mempertahankan Pangsa Pasar Ekspor premium

Untuk itu, BEI akan menambah serangkaian kegiatan literasi, edukasi, dan akusisi investor. "Kami  memasang target akan ada 5.000 kegiatan yang BEI selenggarakan dengan menggandeng para mitra," ucap dia.

Mengingat, BEI memiliki anggota bursa, APRDI untuk instrumen reksa dana, 30 kantor perwakilan yang tersebar di Indonesia,  464 galeri investasi bursa yang bermitra dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, serta lebih dari 400 komunitas. 

BEI juga berencana untuk memperluas persebaran investor di daerah-daerah lain di Indonesia. Maklum saja, sejauh ini, sebanyak 72% investor pasar modal masih berasal dari Jawa, sedangkan 28% dari luar Jawa. 

Baca Juga: Menjelang akhir tahun, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) positif

Menurut Hasan,  berbagai kegiatan dan koneksi yang dimiliki BEI cukup efektif  membuat persebaran investor lebih merata. "Tiga tahun lalu angkanya masih 80% di Jawa dan 20% luar Jawa. Sekarang sudah mulai lebih merata ya kita sebut ini sebagai demokratisasi akses layanan bursa," kata dia. 

Tak hanya BEI, KSEI sebagai penyedia infrastruktur perdagangan efek juga akan menjalankan beberapa cara untuk menambah jumlah investor pasar modal.

Direktur KSEI Supranoto Prajogo mengatakan, pihaknya telah merancang 30 program strategis. Beberapa di antaranya adalah sentralisasi data e-KYC, simplifikasi pembukaan rekening efek, penyediaan platform e-proxy dan e-voting, dan restrukturisasi biaya layanan KSEI. 

Baca Juga: Surat utang korporasi diprediksi makin meningkat didominasi BUMN

Untuk sentralisasi daya e-KYC, ke depannya, calon investor hanya perlu mengisi formulir data diri di satu lembaga saja. "Biasanya, investor akan isi e-KYC di perusahaan sekuritas kemudian di perbankan. Nanti akan ada layanan untuk sentralisasi KYC. Jadi, sekali KYC itu bisa sharing data ke berbagai lembaga," ungkap dia. 

Sementara itu, simplifikasi pembukaan rekening dilakukan untuk mempercepat pembukaan rekening. "Sekarang 30 menit, nanti bakal lebih cepat lagi dengan adanya sentralisasi e-KYC dan kerja sama dengan Dukcapil," kata Supranoto.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×