Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup naik lebih dari 1% pada Jumat (27/12) dan mencatat kenaikan mingguan dalam volume perdagangan yang rendah menjelang akhir tahun. Harga minyak didorong penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan minggu lalu.
Jumat (27/12), harga minyak mentah Brent berjangka naik 91 sen atau 1,2% menjadi US$ 74,17 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 98 sen atau 1,4% menjadi US$ 70,60 per barel. Pada basis mingguan, harga minyak mentah Brent dan WTI naik sekitar 1,4%.
Persediaan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel pada minggu yang berakhir 20 Desember karena kilang meningkatkan aktivitas dan musim liburan meningkatkan permintaan bahan bakar, data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan pada hari Jumat.
Baca Juga: Harga Minyak Menuju Kenaikan Mingguan, Disokong Harapan Stimulus China
Analis yang disurvei Reuters memperkirakan penurunan 1,9 juta barel. Sedangkan angka dari American Petroleum Institute yang dirilis awal minggu ini memperkirakan penurunan 3,2 juta barel, menurut sumber pasar.
Optimisme atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga telah memicu harapan akan permintaan yang lebih tinggi tahun depan dari negara pengimpor minyak teratas.
Bank Dunia pada Kamis (26/12), menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2024 dan 2025. Sementara itu, otoritas Tiongkok telah setuju untuk menerbitkan obligasi negara khusus senilai 3 triliun yuan (US$ 411 miliar) tahun depan, sumber mengatakan kepada Reuters minggu ini, karena Beijing bertindak untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lesu.
Perang antara Rusia dan Ukraina, yang telah menjadi renungan di pasar energi karena permintaan minyak global yang stagnan, tampaknya kembali ke garis depan setelah berbagai peristiwa minggu ini yang dapat memengaruhi pasokan tahun depan, tulis distributor bahan bakar TACenergy pada Jumat (27/12).
NATO mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik, sehari setelah Finlandia menyita sebuah kapal yang membawa minyak Rusia karena dicurigai menyebabkan pemadaman internet dan kabel listrik. Sementara itu, harga grosir gas alam Belanda dan Inggris naik di tengah memudarnya harapan akan kesepakatan baru untuk transit gas Rusia melalui Ukraina.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Siap Catat Kenaikan Mingguan Jumat (27/12), Berkat Stimulus China
Ketegangan juga berkobar di Timur Tengah, setelah Israel menyerbu sebuah rumah sakit di Gaza utara pada hari Jumat dan menyerang target yang terkait dengan gerakan Houthi di Yaman pada hari Kamis, tetapi peristiwa ini tidak mungkin banyak memengaruhi harga minyak menjelang tahun depan, kata analis StoneX Alex Hodes.
"Sebaliknya, risiko terbesar di Timur Tengah adalah dari penegakan sanksi yang kemungkinan akan terjadi dengan pemerintahan Donald Trump yang akan datang di AS," katanya.
Selanjutnya: Desember 2024 Berakhir, Ikuti Pemutihan Pajak Mobil Motor Jateng Jabar Aceh Jakarta
Menarik Dibaca: Konsumsi 4 Makanan Ini biar Buang Air Besar Lancar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News