Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak bergerak stabil pada Jumat (27/12) pagi, tetapi tetap berada di jalur kenaikan mingguan.
Optimisme terkait upaya stimulus ekonomi di China, sebagai importir minyak terbesar dunia, menjadi pendorong utama sentimen pasar.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 1 sen menjadi US$73,25 per barel pada pukul 01.45 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$69,60 per barel, turun 2 sen dibandingkan penutupan Kamis (26/12).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah saat Pasar Pertimbangkan Harapan Stimulus China
Meski demikian, secara mingguan, Brent naik 0,4% dan WTI menguat 0,2%.
Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2024 dan 2025.
Namun, lembaga tersebut memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, ditambah tantangan di sektor properti, akan terus menjadi penghambat pada tahun mendatang.
China juga merevisi ukuran ekonominya ke atas sebesar 2,7% pada Kamis. Namun, perubahan ini diperkirakan tidak akan berdampak signifikan pada pertumbuhan tahun ini.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Didukung Harapan Stimulus China dan Penurunan Persediaan AS
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan stimulus guna mendorong ekspansi ekonomi di 2025.
Sebagai bagian dari langkah tersebut, otoritas China telah sepakat untuk menerbitkan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) tahun depan, sejalan dengan upaya fiskal untuk memulihkan ekonomi yang sedang melambat.
Laporan mingguan terbaru dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS turun sebesar 3,2 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar pada Selasa.
Pelaku pasar kini menantikan laporan resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) yang akan dirilis pada pukul 13.00 EST (18.00 GMT) pada Jumat, lebih lambat dari biasanya karena libur Natal.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Menguat ke US$ 70,29 Per Barel pada Kamis (26/12) Pagi
Dalam survei Reuters, analis memperkirakan stok minyak mentah AS turun sekitar 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Desember.
Sementara itu, stok bensin dan distilat masing-masing diperkirakan turun sebesar 1,1 juta barel dan 0,3 juta barel.
Selanjutnya: Potensi Pemangkasan Produksi Bijih Nikel: Antara Keseimbangan Harga dan Kebutuhan
Menarik Dibaca: Jaga Data Nasabah, BCA Punya Sertifikasi Berstandar Internasional ISO 27001:2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News